- Ragam
- 03 Dec 2024
BERITAINSPIRATIF.COM - "Misi kami adalah menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya, dengan tiga nilai utama: ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Kami memposisikan diri sebagai pemimpin rantai pasok pangan, bukan hanya sebagai perusahaan logistik pangan," ujar Sonya Mamoriska Harahap, Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum BULOG, dalam presentasi plenary session pada Konferensi Internasional ICMEM (International Conference on Management in Emerging Market) 2024 yang mengusung tema “Environmental, Social, and Governance (ESG)”.
Sonya menekankan pentingnya integrasi ESG dalam operasional BULOG.
"Kami memahami bahwa ESG bukan hanya sekadar memenuhi regulasi, tetapi juga tentang bagaimana kami dapat berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) di Indonesia," jelasnya.
BULOG mengelompokkan pendekatan ESG ke dalam tiga aspek utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Baca Juga: ICMEM 2024: Dosen SBM ITB Bahas Aplikasi Green Financing di Pasar Berkembang
Pada aspek lingkungan, BULOG telah mengimplementasikan sejumlah inisiatif, termasuk modernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah dan menjaga kualitas pangan.
"Pada tahun 2022, fokus kami adalah memodernisasi pergudangan komoditas untuk meminimalkan limbah akibat kerusakan dan penurunan kualitas, dengan penekanan besar pada penanganan inflasi pangan yang fluktuatif dan pengurangan limbah pangan. Pada 2024, pemerintah menargetkan pengurangan inflasi pangan sebesar 4,0±1% dan pengelolaan sekitar 49 juta metrik ton limbah pangan," ungkap Sonya.
Dalam aspek sosial, BULOG terus berfokus pada ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas pangan pokok seperti beras, jagung, dan kedelai.
"Proporsi karyawan perempuan kami mencapai 27% dibawah komunitas Srikandi Bulog, dan angka ini terus meningkat, mencerminkan komitmen kami terhadap kesetaraan gender," tambahnya.
Baca Juga: Inilah 7 Pemenang Best Paper ICMEM 2024, Penerima Beasiswa LPDP Raih Penghargaan
BULOG juga meluncurkan program-program yang mendukung kesejahteraan petani dan keberlanjutan bisnis, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Sonya juga menekankan pentingnya tata kelola perusahaan dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang.
"Kami telah menerapkan standar internasional seperti ISO 31000 untuk manajemen risiko dan ISO 9001 untuk manajemen mutu," jelasnya.
Selain itu, BULOG telah mengadopsi sistem pelaporan pelanggaran dan manajemen anti-penyuapan yang diakui dengan sertifikasi ISO 37001.
Sonya mengakui bahwa BULOG masih menghadapi tantangan dalam penerapan ESG, terutama terkait ketersediaan data dan kurangnya standardisasi. Hambatan ini mempersulit pengelolaan dan evaluasi kinerja ESG, serta meningkatkan tekanan regulasi.
Meskipun begitu, BULOG berkomitmen untuk memperkuat budaya ESG dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan standarisasi dan integrasi teknologi. Meski masih dalam tahap awal, BULOG terus berupaya memastikan praktik bisnisnya mendukung nilai jangka panjang dan stabilitas pangan bagi petani dan konsumen.
(YI)