- Pemilu & Pilkada
- 12 Nov 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) akan menyurvei Kota Bandung soal Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) selama 34 hari yang berlangsung di 81 Kelurahan di Kota Bandung. Pelaksanaan survei dilakukan langsung oleh tim SSGI yaitu para Enumerator yang terdiri dari 10 orang yang sudah terlatih.
SSGI bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi balita (stunting, wasting, underweight dan overweight) serta determinannya.
Data yang dihasilkan akan menggambarkan berbagai indikator terkait status gizi balita yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan, baik ditingkat pusat mapun daerah.
Tim Enumerator SSGI Kota Bandung, Sarah Istinajia mengungkapkan, kegiatan survei meliputi pengukuran tumbuh kembang bayi dan balita, ibu hamil, serta faktor determinanya seperti sanitasi, asi ekslusif hingga penyakit penyerta.
"Data SSGI ini dibutuhkan oleh seluruh pihak untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan aksi percepatan penurunan stunting yang telah dilaksanakan secara kolaboratif," ujarnya.
Baca Juga: Bayar Parkir di Kawasan Banceuy dan Jalan ABC Bandung Kini Bisa Via QRIS
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara mengatakan, diperlukan data yang valid agar rencana aksi yang akan disusun dalam upaya percepatan penurunan stunting sesuai dan tepat sasaran.
"Harapannya semoga tim bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Bandung. Saya juga mohon dukungan dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk bisa membantu kerja sama," kata Koswara di Balai Kota Bandung, Rabu 2 Oktober 2024.
Koswara meminta selama survei untuk memberikan rekomendasi kepada Pemkot Bandung, bidang apa saja yang harus ditingkatkan.
"Selain angka (penurunan) itu pentingnya rekomendasinya, jadi bidang atau bagian mana yang harus ditingkatkan. Conthnya pemberian obat, supaya kita tepat sasaran," bebernya.
Baca Juga: Exit Tol Sementara KM 149 Gedebage Bandung, Selesai Desember 2024
Di tempat yang sama, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Asep Saeful Gufron mengatakan,siap untuk mendukung berlangsung survei di Kota Bandung. Ia pun mendorong kewilayahan untuk mendukung berjalan optimal selama kegiatan berlangsung.
"Intinya kami berkolaborasi dengan kewilayahan juga melibatkan posyandu. Kita konsen pemetaan pengurangan stunting," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluraga Berencana, (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, berdasarkan hasil survey, prevalensi stunting di Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan.
Hasil survei dari tahun 2019-2023, Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI ) tahun 2019 : 28.12%, tahun 2021 : 26.40%, tahun 2022 : 19,40% dan 2023 : 16,3%.
"Berdasarkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 persen," ungkapnya.
Ia menambahkan, pada pelaksanaan SSGI tahun 2024 dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Sucofindo.
"Pelaksanaan survei di Kota Bandung akan dilaksanakan sekitar Oktober sampai November 2024, pada 82 blok sensus di 81 kelurahan yang tersebar di 30 kecamatan (1 blok sensus 5-10 rumah tangga)," bebernya.
(AA)