- Ragam
- 03 Dec 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan dan Pengolahan Sampah yang berlangsung di Pendopo Kota Bandung, Jumat 4 Oktober 2024, menjelaskan bahwa TPA Sarimukti, yang awalnya direncanakan zona perluasannya akan dilakukan pada Juni 2024, mengalami kendala dan diperkirakan baru bisa dilakukan perluasan pada tahun 2025.
Sehingga berakibat perlunya dilakukan pengurangan volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Sarimukti ditengah kondisinya yang sudah kritis.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengintensifkan upaya untuk mengatasi krisis sampah yang semakin mendesak, seiring dengan kondisi kritis TPA Sarimukti yang diperkirakan hanya mampu beroperasi hingga Maret 2025.
Sebelumnya, Pada rapat koordinasi yang berlangsung di Gedung Sate pada 3 Oktober 2024, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat dan para kepala daerah di wilayah Bandung Raya sepakat untuk mengurangi jumlah ritase pengangkutan sampah dari Kota Bandung menuju TPA Sarimukti.
Targetnya, ritase yang semula 172 rit per hari harus dikurangi menjadi 140 rit per hari mulai 1 Desember 2024.
Baca Juga: TPA Sarimukti Kembali KRITIS, Inilah 3 Rencana Strategis Pemkot Bandung Kurangi Sampah!
Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, dalam Rapat Koordinasi bersama Satgas Sampah Provinsi Jawa Barat di Ruang Tengah Balai Kota Bandung, Selasa, 8 Oktober 2024. menjelaskan, Pemkot Bandung telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengurangi beban TPA Sarimukti.
"Kami menghadapi situasi yang sangat genting, dan berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS," ujar Sopyan.
Langkah Konkret Rencana Aksi Pengurangan Sampah tersebut antara lain:
1. Optimalisasi maggotisasi di 151 kelurahan dengan kapasitas pengolahan 350 kilogram sampah per hari di setiap rumah maggot.
2. Optimalisasi TPS3R di lima lokasi: Kebon Jeruk, Maleer, Cibatu, Subang, dan Pasar Gedebage, dengan kapasitas 1 ton sampah per hari.
3. Pemanfaatan mesin gibrig di tujuh TPS: Panjunan, Babakan Sari, Kobana, Ciwastra, Indramayu, Dago Bengkok, dan Ence Azis.
4. Pengoperasian TPST baru di dua lokasi, Tegalega dan Nyengseret.
5. Penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPST Batununggal.
6. Optimalisasi pengelolaan sampah berdasarkan klaster: pendidikan, kesehatan, pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, pasar, dan tempat ibadah.
7. Kerja sama dengan Sesko TNI AD dalam pengelolaan sampah.
8. Penggunaan mesin motah di beberapa lokasi untuk mempercepat proses pengelolaan sampah.
Lebih lanjut Sopyan menjelaskan, tentang rencana pengembangan sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Bandung. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
Baca Juga: Kantor Pemerintahan di Pemkot Bandung Wajib Zero Food Waste
Beberapa TPST yang akan dikembangkan antara lain:
1. TPST Tegalega
2. TPST Nyengseret
3. TPST Cicukang
4. TPST Babakan Siliwangi
5. TPST Batununggal Indah
6. TPST Ence Azis
7. TPST Indramayu
8. TPST Gedebage
"Jika semua fasilitas ini berfungsi sesuai rencana, mereka dapat mengolah sampah sebesar 559 ton per hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sebesar 20 persen. Ini berarti sebanyak 447 ton atau setara dengan 79 ritase per hari dapat dikurangi dari sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti pada awal 2026," jelas Sopyan.
Dikesempatan yang sama, Satgas Pengelolaan Sampah Bandung Raya / Satgas Provinsi (Bapenda Provinsi Jawa Barat), Dedi Mulyadi yang turut menangani krisis ini, menyampaikan permintaan maaf terkait penundaan perluasan TPA Sarimukti.
Menurutnya, rencana perluasan lahan yang dijadwalkan pada Desember 2024 terhambat karena kendala pengadaan barang dan jasa. Proses perluasan baru akan dimulai pada pertengahan 2025, diperkirakan pada Juli 2025 mendatang.
"TPA Sarimukti saat ini telah mengalami kelebihan kapasitas hingga 1200 persen, dan usianya diprediksi akan habis pada 8 November 2024, atau hanya dalam satu bulan ke depan. Jika itu terjadi, kami harus membuang sampah ke tempat lain," ujar Dedi.
Selain itu, Satgas Provinsi mengungkapkan, sistem kontrol pengelolaan sampah di TPA Sarimukti masih sangat konvensional dan manual, sehingga jumlah ritase sampah dari Kota Bandung yang sebenarnya lebih dari 172 rit per hari bisa melebihi perkiraan.
"Diduga, jumlah sebenarnya bisa mencapai 200 rit, yang kemungkinan berasal dari sumber luar Kota Bandung, atau oknum yang mengatasnamakan Kota Bandung," ungkapnya.
Satgas juga menekankan pentingnya penggunaan sistem informasi pengelolaan sampah yang lebih modern dan berbasis data.
Dedi berharap, Kota Bandung dapat membantu penerapan sistem aplikasi pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga TPA Sarimukti agar proses pengelolaan dapat dipantau secara transparan.
"Dengan sistem ini, masyarakat dapat memanfaatkan bank sampah, rumah maggot, serta TPS terdekat yang terkoneksi dengan sistem kami. Semua TPS diharapkan memiliki akun pengelola tersendiri sehingga pemanfaatan dan pengangkutan sampah dapat dicatat dengan baik," pungkas Dedi.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
(RV)