Pemkot Bandung Kaji Penerapan Teknologi BIO FERTINET untuk Pengolahan Sampah

Foto bersama Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin usai menerima kunjungan dari PT Bandung Inovasi Organik di Balai Kota Bandung, Selasa 4 Maret 2025 / IST.


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin menerima kunjungan rombongan dari PT Bandung Inovasi Organik di Balai Kota Bandung, Selasa 4 Maret 2025.

PT Bandung Inovasi Organik (PT BIO) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi bahan penunjang pertanian berbasis organik.

Dalam operasionalnya, PT BIO memiliki tujuan untuk memakmurkan bangsa melalui kesejahteraan petani dan berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang sehat dan menjaga lingkungan untuk masa depan pertanian Indonesia.

Baca Juga: Pemkot Bandung Targetkan 700 RW KBS Terbentuk Pada Akhir Tahun 2025

Dalam kunjungan tersebut, PT Bandung Inovasi Organik memperkenalkan konsep Three Brothers dalam pengolahan sampah, yaitu:

1. Ngarohrab

Yakni Metode pengolahan sampah dengan cara menimbun atau menggali tanah.

2. Maggot Farming

Pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF) untuk mengurai sampah organik dan menghasilkan pakan ternak.

3. Bio Fertinet

Yakni Teknologi hot composting berbasis bakteri asli dari tanah Pasundan untuk mempercepat proses pengomposan.

Dalam paparannya Tenaga Ahli Bandung Inovasi Organik, Luky, mengklaim bahwa Teknologi Bio Fertinet mampu mengubah sampah menjadi pupuk organik dalam waktu yang lebih singkat dibanding metode konvensional.

Lebih lanjut Luky mengungkapkan, bahwa keberhasilan pengelolaan sampah harus berlandaskan prinsip permaculture, yang mencakup Earth Care (peduli terhadap bumi), People Care (peduli terhadap manusia), dan Fair Share (pembagian yang adil).

“Kita harus melihat masalah sampah ini secara menyeluruh. Bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga sosial dan budaya,” ujar Luky.

Baca Juga: Wali Kota Bandung 100 Hari Kerja Pertama Fokus Sampah, Infrastruktur, dan Banjir

Atas paparan PT BIO tersebut, Pemkot Bandung akan mengkaji penerapan teknologi Bio Fertinet tersebut, guna menemukan solusi yang lebih efisien dalam menuntaskan permasalahan sampah di Kota Bandung.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sendiri memastikan terus berusaha untuk menuntaskan masalah sampah. Pasalnya, sampah bisa berdampak terhadap roda perekonomian.

Wakil Wali Kota Bandung, H. Erwin mencontohkan, penumpukan sampah di Pasar Caringin telah berdampak terhadap omzet.

"Jika pengelolaan sampah tidak segera dibenahi, maka aktivitas perdagangan di kawasan tersebut bisa terganggu karena menurunnya jumlah pembeli," ujar Erwin

Erwin mengatakan, Kota Bandung memang membutuhkan solusi solusi konkret terkait permasalahan sampah. Saat ini Kota Bandung masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama dalam hal pemilahan dari sumbernya.

"Kalau ada inovasi yang bisa diterapkan di RW, tentu akan sangat membantu. Salah satu opsi yang sedang kami pertimbangkan adalah bagaimana tukang angkut sampah bisa melakukan pemilahan langsung," ujar Erwin.

Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi mengutarakan, dari 1.596 RW di kota ini, baru 414 RW (25%) yang berhasil menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS). Sedangkan sisanya masih mengalami kendala dalam sistem pengelolaan.

"Kami sudah melakukan berbagai upaya, termasuk membangun 149 rumah maggot di hampir semua kelurahan, namun kesadaran masyarakat dalam memilah sampah masih menjadi tantangan utama," ujar Dudy.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait

  • Pemerintahan
  • 03 Mar 2025
Pemkot Bandung Segera Miliki BPBD