Inflasi dan Deflasi: Dua Hal yang Perlu Kamu Tahu!

Sobat Rupiah, pernahkah kamu sadari bahwa setiap detik tubuh kita memompa sekitar 70 mililiter darah. Tak terlihat, tak terdengar, namun tanpanya, otak, jantung, dan organ lain tak bisa bertahan. Mengapa aliran da​rah sedemikian penting? Sebab darah yang mengalir lancar membawa nutrisi ke otak, jantung, dan otot membuat tubuh sehat dan dapat beraktivitas normal. 

Organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan otak bisa dianalogikan sebagai sektor penting ekonomi: industri, keuangan, konsumsi rumah tangga, dan agar semua organ dapat bekerja optimal, darah harus mengalir dengan stabil—begitu pula, ekonomi memerlukan laju inflasi yang terkendali agar konsumsi, investasi, dan produksi tetap tumbuh seimbang.

br style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;"="" jiika="" darah="" mengalir="" terlalu="" deras="" (hiperdinamik),="" bisa="" menimbulkan="" tekanan="" tinggi.="" inflasi="" yang="" tinggi="" membuat="" harga-harga="" melambung,="" daya="" beli="" masyarakat="" turun,="" dan="" terjadi="" ketidakstabilan.br="">

Jadi, sama seperti menjaga tekanan darah agar tetap normal, pemerintah dan bank sentral melalui Tim Pengendalian Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) berusaha menjaga agar tingkat inflasi tetap stabil dan sehat bagi perekonomian.

Kita akan memahami lebih lanjut apa itu inflasi dan deflasi, penyebabnya, dan dampaknya bagi kita semua.

br style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;"="" pengertian="" inflasi="" dan="" deflasi="" a="" href="https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/Default.aspx" 13pt;="" color:="" rgb(0,="" 123,="" 255);="" text-decoration:="" none;="" background-color:="" transparent;"=""Inflasi adalah kondisi ketika harga-harga barang dan jasa secara umum naik dari waktu ke waktu. Artinya, uang yang kita pegang nilainya menurun—dengan jumlah uang yang sama, kita bisa membeli lebih sedikit barang. Bayangkan Kamu pergi ke toko kelontong dan menyadari bahwa sekantong beras yang tahun lalu seharga Rp6.500 per liter sekarang menjadi Rp18.500 per liter. Hal ini berarti nilai uang menurun; Kamu membutuhkan lebih banyak uang untuk membeli barang yang sama.

Deflasi, di sisi lain, adalah kondisi ketika harga-harga barang dan jasa justru turun secara terus-menerus dalam suatu periode waktu. Menggunakan contoh toko kelontong yang sama, minggu ini harga beras Rp18.500 per liter. Tapi minggu depan turun jadi Rp16.500 per liter, lalu turun lagi jadi Rp15.000 per liter di minggu berikutnya. Karena tahu harga terus menurun, kamu jadi menunda belanja, dan berharap minggu depan lebih murah lagi.

Tapi apa dampaknya? penjual kehilangan pendapatan karena pembeli menunda belanja, stok menumpuk karena barang tidak laku, supplier mengurangi produksi, bahkan bisa terjadi PHK, dan akhirnya, ekonomi melambat karena uang tidak berputar. Jadi, meskipun harga murah terlihat menyenangkan, deflasi yang tidak terkendali dan berkelanjutan bisa melemahkan usaha kecil seperti toko kelontong, dan memperlambat ekonomi secara keseluruhan.

Penyebab Inflasi dan Deflasi

Agar lebih mudah memahami penyebab naik-turunnya inflasi, para ahli ekonomi memecah inflasi ke dalam beberapa kelompok. Itulah yang disebut disagregasi inflasi. Jadi, disagregasi inflasi adalah cara memecah total inflasi menjadi kelompok-kelompok jenis barang/jasa agar kita tahu “Harga apa sih yang bikin inflasi naik?” atau “Kenapa harga tiba-tiba melonjak?”

Untuk memahami lebih dalam, mari kita beda penyebab-penyebabnya:

ol style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;="" margin-top:="" 0px;="" margin-bottom:="" padding-left:="" 20px;"="" li="" dir="ltr" aria-level="1" h3="" role="presentation" inflasi="" inti="" (core="" inflation)="" olinflasi="" adalah="" komponen="" yang="" paling="" stabil="" dan="" mencerminkan="" dinamika="" ekonomi="" jangka="" menengah.="" angka="" ini="" dihitung="" dengan="" mengecualikan="" komponen volatile seperti="" makanan="" energi,="" serta="" harga="" diatur="" pemerintah.="" br="" 13pt;"=""

Mengapa demikian? Karena harga makanan dan energi seringkali dipengaruhi oleh faktor musiman atau guncangan pasokan yang sifatnya sementara, adapun harga yang diatur pemerintah tidak sepenuhnya mencerminkan mekanisme pasar. Inflasi inti memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tren inflasi yang mendasari dan tekanan permintaan dalam perekonomian.

Contohnya: biaya kontrakan rumah, biaya pendidikan, harga pakaian, layanan salon atau potong rambut, dsb

br style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;"="" ol="" start="2" 13pt;="" margin-top:="" 0px;="" margin-bottom:="" padding-left:="" 20px;"=""li dir="ltr" aria-level="1" style="box-sizing: content-box; font-family: arial, sans-serif; font-weight: 700; font-size: 11pt; list-style-type: decimal; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; vertical-align: baseline; white-space: pre;"h3 dir="ltr" role="presentation" style="box-sizing: content-box; font-family: inherit; font-weight: 500; font-size: 1.5rem; margin: 16pt auto 4pt; color: rgb(0, 84, 150); line-height: 1.38; text-align: justify;"Harga Berdasarkan Makanan Bergejolak (Volatile Food)/h3/li/olKomponen volatile food merujuk pada kelompok bahan makanan yang harganya sangat mudah berfluktuasi. Kenaikan atau penurunan harga pada kelompok ini seringkali disebabkan oleh faktor-faktor seperti kondisi cuaca, musim panen, gangguan distribusi, atau bahkan serangan hama. Karena sifatnya yang tidak stabil, perubahan harga pada volatile food bisa memberikan dampak signifikan pada inflasi dalam jangka pendek, namun seringkali tidak mencerminkan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Contohnya : Cabai,  Bawang merah, Ikan laut, Beras, dsb

br style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;"="" ol="" start="3" 13pt;="" margin-top:="" 0px;="" margin-bottom:="" padding-left:="" 20px;"=""li dir="ltr" aria-level="1" style="box-sizing: content-box; font-family: arial, sans-serif; font-weight: 700; font-size: 11pt; list-style-type: decimal; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; vertical-align: baseline; white-space: pre;"h3 dir="ltr" role="presentation" style="box-sizing: content-box; font-family: inherit; font-weight: 500; font-size: 1.5rem; margin: 16pt auto 4pt; color: rgb(0, 84, 150); line-height: 1.38; text-align: justify;"Harga yang Ditetapkan Pemerintah (Administered Prices)/h3/liAdministered prices adalah harga barang dan jasa yang penetapannya diatur atau ditentukan oleh pemerintah, bukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar. Contohnya termasuk tarif listrik, harga bahan bakal minyak (BBM) bersubsidi, tarif angkutan umum, atau harga air.

br style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 13pt;"="" perubahan="" pada administered="" prices biasanya="" dilakukan="" untuk="" tujuan="" kebijakan="" tertentu,="" seperti="" menjaga="" stabilitas="" fiskal,="" mengendalikan="" konsumsi,="" atau="" memastikan="" ketersediaan="" pasokan.="" meskipun="" tidak="" murni="" berdasarkan="" permintaan="" dan="" penawaran="" pasar,="" pada="" harga-harga="" ini="" tetap="" memiliki="" dampak="" langsung="" tingkat="" inflasi="" umum.="" ​="" dampak dari="" deflasi="" blockquote="" 13pt;="" margin:="" 0px="" 40px;="" border:="" none;="" padding:="" 0px;"=""1. Dam​pak Inflasi

Inflasi dapat memiliki berbagai efek pada ekonomi, dan dampaknya bisa positif maupun negatif tergantung pada tingkat dan konteks inflasi. Berikut adalah beberapa dampak utamanya:

ol style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 17.3333px;="" margin-top:="" 0px;="" margin-bottom:="" padding-left:="" 20px;="" color:="" rgb(33,="" 37,="" 41);="" font-style:="" normal;="" font-variant-ligatures:="" font-variant-caps:="" letter-spacing:="" orphans:="" 2;="" text-align:="" left;="" text-indent:="" text-transform:="" none;="" widows:="" word-spacing:="" -webkit-text-stroke-width:="" white-space:="" background-color:="" rgb(255,="" 255,="" 255);="" text-decoration-thickness:="" initial;="" text-decoration-style:="" text-decoration-color:="" initial;"="" li="" dir="ltr" aria-level="1" h4="" role="presentation" erosi="" daya="" beli="" olsalah="" satu="" efek="" langsung="" dari="" inflasi="" adalah="" beli.="" ini="" berarti="" bahwa="" ketika="" harga="" naik,="" jumlah="" uang="" yang="" sama="" akan="" membeli="" lebih="" sedikit="" barang="" maupun="" jasa.="" misalnya,="" jika="" 3%="" per="" tahun,="" sesuatu="" harganya="" rp100.000="" hari="" menjadi="" rp103.000="" tahun="" depan.="" seiring="" waktu,="" dapat="" secara="" signifikan="" mengurangi="" nilai="" tabungan="" bunga="" diperoleh="" tidak="" mengikuti="" laju="" inflasi.="" ol="" start="2">

Penyesuaian Upah

Sebagai respons terhadap kenaikan harga, karyawan sering menuntut upah yang lebih tinggi. Meskipun ini dapat membantu mempertahankan daya beli mereka, ini juga dapat menyebabkan efek spiral upah-harga, di mana upah yang lebih tinggi menyebabkan biaya yang lebih tinggi bagi bisnis, yang pada gilirannya menaikkan harga lebih lanjut.

ol style="box-sizing: content-box; font-family: " pt="" sans",="" "pt="" sans-serif;="" font-weight:="" 400;="" font-size:="" 17.3333px;="" margin-top:="" 0px;="" margin-bottom:="" padding-left:="" 20px;="" color:="" rgb(33,="" 37,="" 41);="" font-style:="" normal;="" font-variant-ligatures:="" font-variant-caps:="" letter-spacing:="" orphans:="" 2;="" text-align:="" left;="" text-indent:="" text-transform:="" none;="" widows:="" word-spacing:="" -webkit-text-stroke-width:="" white-space:="" background-color:="" rgb(255,="" 255,="" 255);="" text-decoration-thickness:="" initial;="" text-decoration-style:="" text-decoration-color:="" initial;"="" li="" dir="ltr" aria-level="1" h4="" role="presentation" penundaan="" konsumsi="" dan="" investasi="" olketika="" harga="" turun,="" konsumen="" bisnis="" mungkin="" menunda="" pengeluaran="" investasi,="" mengharapkan="" turun="" lebih="" lanjut.="" ini="" dapat="" menyebabkan="" permintaan="" yang="" rendah,="" produksi="" berkurang,="" pengangguran="" tinggi,="" menciptakan="" siklus="" sulit="" diatasi.="" ol="" start="2">

3. Kekakuan Upah

Deflasi juga dapat menyebabkan kekakuan upah, di mana upah tidak turun secepat harga. Ini dapat meningkatkan pengangguran, karena bisnis mengurangi pekerjaan untuk mengurangi biaya ketika mereka tidak dapat menurunkan upah.