Bangun Kota Tahan Pangan, Pemkot Bandung Kaji Pembentukan Gudang Cadangan Pangan

Kepala DKPP Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar / Diskominfo


Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Kota Bandung masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, dalam siaran kolaborasi antara Radio Sonata dan PR FM, Kamis 10 Juli 2025.

Menurut Gin Gin, saat ini Kota Bandung belum sepenuhnya siap jika sewaktu-waktu terjadi krisis pangan akibat bencana alam atau gangguan logistik.

“Kalau hari ini Bandung mengalami amit-amitnya bencana besar, saya katakan secara jujur, kita belum sanggup. Tapi upaya menuju ke sana terus kami lakukan,” ujar Gin Gin.

Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Bandung tengah mengkaji pembentukan Gudang Cadangan Pangan Pemerintah yang memiliki standar kelembagaan, sistem distribusi, dan SOP penerima yang jelas. Upaya ini dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan pangan pada saat kondisi darurat.

Baca Juga: Pemkot Bandung Bakal Gulirkan Program Sunat Gratis 'Door to Door'

Gin Gin juga mengungkapkan perlunya keterlibatan masyarakat dalam menciptakan kemandirian pangan. Untuk itu, ia mengajak warga untuk memanfaatkan lahan tidur dan pekarangan melalui program Buruan SAE yang telah terbukti berhasil sejak pandemi Covid-19.

“Saya ingat betul, Covid itu justru menjadi berkah buat Buruan SAE. Ketika masyarakat tidak bisa ke luar rumah, mereka malah aktif bertanam. Hasilnya bisa dikonsumsi sendiri, bahkan waktu itu kita bantu warga yang sedang isolasi,” katanya.

Program Buruan SAE telah berkembang, tidak hanya sekadar menanam untuk konsumsi rumah tangga, tapi juga mulai menjadi peluang usaha.

Gin Gin mengungkapkan, sejumlah kelompok tani urban bahkan telah membentuk koperasi untuk memperkuat sektor hulu dan hilir pangan lokal.

“Dulu orang menanam itu kasarnya hanya iseng, anyang-anyangan. Tapi sekarang sudah jadi sesuatu yang menghasilkan. Bahkan ada yang sudah mulai jadi bisnis,” jelasnya.

Tantangan lainnya datang dari ketidakstabilan harga hasil pertanian, terutama ketika biaya produksi tinggi namun harga jual rendah. Gin Gin menilai perlu kehadiran pemerintah dalam menjamin stabilitas harga.

“Pemerintah harus hadir. Seperti dulu ada Bulog. Ketika harga jatuh, pemerintah beli. Saat harga naik, stok bisa dilepas untuk stabilisasi. Mekanisme seperti ini harus diperkuat kembali,” ujarnya.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung: Tidak Boleh Ada Warga yang Tak Dilayani Rumah Sakit!

Dalam diskusi interaktif, Gin Gin juga mendorong perubahan perilaku konsumsi pangan di tingkat rumah tangga. Ia menekankan pentingnya bijak belanja, bijak memasak, dan tidak membuang makanan yang masih layak konsumsi.

“Kalau bicara ketahanan pangan, itu tidak hanya soal produksi, tapi juga soal konsumsi. Masak secukupnya, makan secukupnya. Jangan simpan terlalu lama sampai dibuang. Itu mubazir dan berdampak besar,” tuturnya.

Gin Gin menutup perbincangan dengan harapan, agar ketahanan pangan di Kota Bandung tumbuh dari gerakan kolektif antara pemerintah dan masyarakat.

“Selama ada yang mau, bahkan semangat, insyaallah kita bantu. Tapi semangatnya harus dari masyarakat. Ini bukan kerja satu dinas, ini kerja bersama,” pungkasnya.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait