SBM ITB Dorong Pemberdayaan Masyarakat di Bangka Belitung



BERITAINSPIRATIF.COM - Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukan konsistensinya dalam berkontribusi pada pembangunan nasional melalui program pengabdian masyarakat. Melalui Kelompok Keahlian OPM (Operation and Performance Management) dan Nur Budi Mulyono sebagai ketua tim, program ini mengusung tema “Penguatan UMKM dan Pengelolaan Sumber Daya Desa untuk Peningkatan Ekonomi dan Lingkungan di Bangka Belitung”.

Berkolaborasi dengan Universitas Bangka Belitung (UBB) dan PT. Timah, SBM ITB memfokuskan kegiatannya di Desa Air Abik dan Desa Permis. Tahun ini, program tersebut diwujudkan melalui tiga program utama yang dirancang dan saling terintegrasi, dengan tujuan mendorong pembangunan berkelanjutan sekaligus mengembangkan potensi masyarakat setempat.

Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perangkat desa, akademisi, dan masyarakat setempat. Nur Budi Mulyono menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menyelesaikan tantangan di sebuah desa. “Masalah di suatu wilayah tentunya tidak bisa diselesaikan sendiri. Harus ada kolaborasi dari berbagai pihak-pihak terkait untuk memastikan hasil yang berkelanjutan” ujarnya.

Baca Juga: ITB Sambut 7.671 Mahasiswa Baru Berasal dari 32 Provinsi dan Termuda Usia 16 Tahun

Kegiatan pertama pada Rabu (13/08/25) dibuka dengan Seminar Internasional bertema “Transformational Leadership for Island-Based Entrepreneurship: Lessons from Global Practices” di Universitas Bangka Belitung yang menghadirkan pakar dari Reutlingen University, Jerman, Prof. Dr. Hazel Gruenewald. Seminar ini membuka wawasan peserta, khususnya mahasiswa, tentang strategi kepemimpinan transformasional yang mampu mendorong perubahan positif dalam kegiatan kewirausahaan dalam konteks pulau.

Hari kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis (14/08/25) berfokus pada waste management atau pengelolaan limbah terpadu di Desa Permis. Materi disampaikan oleh Noorhan Firdaus Pambudi yang menjelaskan konsep TPST 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan berbagai strategi praktis, mulai dari pengurangan sampah sejak sumbernya, pemanfaatan kembali barang bekas, hingga pengolahan limbah plastik menjadi produk bernilai.

Baca Juga: Reaktivasi Bandara Husein Sastranegara Bandung: Akan Dibuka 5 Rute Domestik Baru!

Ia juga mengingatkan bahwa meski sampah di Indonesia melimpah, banyak yang tidak memenuhi kualitas untuk diolah, sehingga pengurangan (reduce) harus dipahami bukan sekadar mengurangi, tetapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat.

“Sayang sekali kita belum bisa memanfaatkannya dari kita sendiri. Itulah mengapa ‘reduce’ bukan sekadar mengurangi, tetapi juga harus menguntungkan,” ucap Noorhan pada presentasinya.

Sementara itu, program di hari ketiga yang akan dilaksanakan pada hari Jumat (15/08/25) adalah societal mapping, yakni pemetaan sosial yang bertujuan mengidentifikasi potensi, kebutuhan, serta struktur sosial masyarakat. Hasil pemetaan ini akan menjadi dasar dalam merancang program pembangunan yang lebih tepat sasaran dan berkelanjutan.

Melalui ketiga kegiatan tersebut, SBM ITB berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Bangka Belitung, sekaligus memperkuat kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan komunitas lokal.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait