Pemkot Bandung Gelar Gerakan Pangan Murah Serentak di 30 Kecamatan Sediakan 38 Ton Beras



Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Bulog menyiapkan 38 ton beras dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar serentak di 30 kecamatan di Kota Bandung, Sabtu 30 Agustus 2025.

Kegiatan ini dipusatkan di Lapangan KPAD Kecamatan Sukasari, dan menjadi bagian dari Gerakan Pasar Murah Beras SPHP yang digelar nasional.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, GPM dilaksanakan serentak di lebih dari 7.000 kecamatan se-Indonesia sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Selain memperingati HUT ke-80 RI, kegiatan ini ditujukan untuk menjaga pasokan sekaligus stabilitas harga beras yang saat ini bergejolak.

“Pelaksanaan GPM ini serentak secara nasional. Untuk Kota Bandung, seluruh 30 kecamatan ikut serta dengan pusat kegiatan di Sukasari, dan stok total yang kami siapkan 38 ton. Jika ada kecamatan yang membutuhkan tambahan, Bulog akan menyalurkan lagi hingga tujuh ton per kecamatan,” kata Gin Gin.

Baca Juga: 6 Dinas, 7 Kecamatan dan 30 RS di Kota Bandung Manfaatkan Data Kependudukan Disdukcapil

Masyarakat dapat membeli beras dengan harga lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi (HET). Satu karung berisi lima kilogram dijual Rp58.000 hingga Rp60.000. Untuk pemerataan, setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal dua karung atau 10 kilogram.

Selain beras, GPM Bandung juga menghadirkan berbagai komoditas pangan strategis lain, seperti minyak goreng, gula putih, telur, sayuran segar, dan cabai rawit (cengek) yang harganya tengah naik di pasaran.

“Karena kita memangkas rantai distribusi, harga yang dijual dalam GPM bisa lebih murah dibanding pasar. Barangnya datang langsung dari produsen, sehingga masyarakat lebih terbantu,” ujar Gin Gin.

GPM di Kota Bandung tidak hanya menjadi ruang bagi masyarakat untuk membeli sembako murah, tetapi juga menjadi bagian dari pengendalian inflasi pangan. Pemkot Bandung berupaya memastikan harga tetap terkendali tanpa mengurangi ketersediaan pasokan.

"Keberadaan GPM menjadi solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau, tutur Gin Gin.

Baca Juga: Situasi Kurang Kondusif, Laga PERSIB vs Borneo FC Ditunda

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan ketersediaan beras dalam kondisi aman dan terkendali. Masyarakat diimbau tidak panik meski harga beras belakangan ini mengalami kenaikan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, hingga Agustus 2025 stok beras mencapai 77.923 ton. Sementara kebutuhan hanya sekitar 23.438 ton. Artinya, terdapat surplus sebesar 54.485 ton.

“Kalau dilihat dari stok, kita aman dan cukup. Jadi warga tidak perlu khawatir,” ujarnya usai kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Lapangan KPAD, Sabtu 30 Agustus 2025.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kota Bandung tidak kekurangan beras. Setiap bulan, angka ketersediaan selalu mencukupi bahkan melebihi kebutuhan masyarakat.

Meski begitu, ia mengakui terjadi gejolak harga di pasaran. Harga eceran tertinggi (HET) beras medium yang ditetapkan Rp12.500, kini dijual sekitar Rp13.900. Namun, kenaikan tersebut masih di bawah 15 persen dan relatif bisa dikendalikan.

“Kita turunkan beras SPHP di pasaran untuk menjaga stabilitas harga. Memang ada kecenderungan beras premium dari merek tertentu agak langka, tapi itu tidak mengganggu keseluruhan ketersediaan dan harga beras di Kota Bandung,” pungkasnya.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait