Direktur Komunikasi dan Alumni SBM ITB, Dr. Nurlaela Arief, MBA. MIPR, saat menjadi narasumber pada pelatihan marketing dan komunikasi kepada para tenaga didik secara virtual, Jumat (1/7/2022) / dok.SBM ITB
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Membangun reputasi suatu organisasi di mata publik tidaklah dapat dibangun sendiri. Diperlukan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik oleh setiap komponen yang ada di dalamnya.
Dengan kesadaran tentang pentingnya reputasi ini, ITB menggelar pelatihan marketing dan komunikasi kepada para tenaga didiknya yang dilakukan secara virtual pada, Jumat (1/7/2022).
Dalam acara tersebut ITB menghadirkan narasumber praktisi yang kompeten di bidangnya yaitu Direktur Komunikasi dan Alumni SBM ITB, Dr. Nurlaela Arief, MBA. MIPR, Manajer Pengembangan Bisnis SBM ITB Kampus Jakarta, Gita Fajar Petala Mega, M.Kom dan Manajer Marketing Komunikasi dan Penerimaan SBM ITB, Margareth Tobing, MBA.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-69, BI Gelar Lomba TikTok Cara Transaksi Aman di Era Digital
Acara ini dibuka dengan pemaparan yang disampaikan oleh Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, MSCE, PhD. yang mengungkapkan bahwa walaupun amanat undang-undang sudah dijalankan dengan baik, ITB tetap perlu mengkomunikasikan setiap kegiatannya pada masyarakat. Hal tersebut dilakukan demi menjaga reputasi positif ITB sebagai institusi yang berkualitas, akuntabel, terjangkau, mensejahterakan.
“Kita harus bisa meyakinkan bahwa kinerja tiap komponen dalam ITB menghasilkan jaminan mutu yang dapat menjadi penyelesai masalah yang dialami oleh bangsa kita. Komitmen ini harus terus di komunikasikan pada public agar diketahui oleh para pemangku kepentingan. Dengan demikian, diharapkan kita semua dapat bekerjasama untuk mencapai kepentingan masyarakat luas,” tutur Rektor ITB.
Sementara itu narasumber Dr. Nurlaela Arief, MBA. MIPR mengungkapkan pentingnya marketing dan komunikasi. Diungkapkan Lala (Akrab dipanggil Lala, red) bahwa reputasi adalah hal yang sangat rapuh. Citra yang dibangun ratusan tahun bisa hancur dalam waktu yang sekejap. Dalam kasus tertentu citra tersebut bisa kembali pulih dalam waktu yang sangat lama dan kerja keras oleh berbagai pihak. Dalam kasus lainnya, citra tersebut bisa saja tidak kembali utuh seperti sedia kala.
“Mengingat begitu rapuh dan sensitifnya reputasi seseorang atau suatu insitusi, maka dari itu kita semua perlu menjadi pembawa reputasi bagi ITB. Tugas tersebut tidak diemban hanya dalam posisi jabatan saja, tetapi harus dioptimalisasi oleh seluruh komponen di dalamnya,” tutur Dr. Nurlaela Arief, MBA. MIPR.
Untuk menjalankan amanat yang ada, Gita Fajar Petala Mega, M.Kom, menceritakan pengalamannya dalam memaksimalkan dan membuat agenda publik SBM ITB yang ditarget secara efektif.
“SBM ITB sendiri selama ini terus memaksimalkan komunikasi kegiatan yang kami lakukan. Mulai dari pendekatan langsung lewat gerai di mall, kunjungan perusahaan, kuliah dengan dosen tamu, mengadakan berbagai pertemuan, mengangkat persona dan pencapaian segenap civitas hingga mengadakan seminar internasional serta infosession,” tutur Gita Fajar Petala Mega, M.Kom.
Pelatihan ditutup oleh Margareth Tobing, MBA. yang memberikan pengalaman SBM dalam penggunaan peralatan untuk memproduksi konten yang berkualitas serta hasil akhir yang dicapai. Margareth Tobing, MBA. menjelaskan bahwa SBM sendiri telah memaksimalkan penggunaan setiap channel untuk menjangkau publik. Mulai dari situs resmi, sosial media, iklan berbayar, chat bot dan lain sebagainya.
“Selain dipergunakan, kita pun menggunakan perangkat lunak dan analisa big data secara komperhensif. Dengan demikian, diharapkan konten yang dibuat dapat mengisi jarak antara institusi dan membangun relasi dengan masyarakat” pungkas Margareth Tobing, MBA.
(YI)