Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) Provinsi Gorontalo melakukan kegiatan Studi Banding dengan melakukan  kunjungan ke Kampung Organic Tower Garden (OTG) yang berlokasi di RW 02 Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung, berlangsung Jum’at (23/6/2023).

Sebelumnya rombongan melakukan kunjungan ke Ponpes Al Ittifaq Ciwedeuy untuk kemudian melanjutkan kunjungan ke Sekemala Intergrated Farming Bandung.

Rombongan yang hadir berjumlah 16 orang tersebut terdiri dari Tim TPID Provinsi dan Kabupaten di Provinsi Gorontalo, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo Ridwan Nurjamal beserta rombongan serta Ibu Kipti perwakilan BI Jawa Barat.

Baca Juga: GRATIS Selama 3 Bulan, Naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung 32 Menit

Lurah Sukamiskin Farida Agustini dalam sambutan selamat datangnya  menyampaikan rasa senangnya dapat berjumpa dengan orang-orang Gorontalo, dan tidak alasan untuk tidak hadir.

“Terima kasih atas kunjungannya silahkan untuk melihat yang ada disini. Sukamiskin memiliki 17 RW adalah RW yang penuh inovasi dan sudah diakui di level Kota Bandung, mungkin (doakan, red) hingga Provinsi Jabar,” ungkap Lurah Sukamiskin.

“Alhamdulillah di Sukamiskin program pengolahan sampah melalui Kang Pisman sudah berjalan termasuk Buruan SAE (Halaman yang Sehat, Alami dan ekonomis),” ujarnya.

 

Baca Juga: Sukamiskin Kelurahan Terbaik di Jabar, Melaju ke Tingkat Nasional

“Di Sukamiskin tidak ada alasan tidak ada lahan, semua berkebun. Karena Sukamiskin kemarin masuk 3 besar Kelurahan terbaik tingkat Jawa Barat mewakili Kota Bandung,” pungkasnya yang diakhiri Salam Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan)

Sementara itu Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan Setda Provinsi Gorontalo Handoyo Sugiarto menyampaikan terima kasihnya atas penyambutan yang luar biasa di Sukamiskin, apalagi saya baru lihat seorang Lurah yang begitu enerjiknya.

“Pada hari ini saya melihat inovasi yang cukup baik dan bagus disini, yang merupakan kegiatan masyarakat dalam rangka menanggulangi inflasi dari sisi ketahanan pangan,” ungkapnya.

“Terima kasih atas penyambutannya, nanti kita ingin tahu lebih mendalam mengenai apa itu OTG (organic tower garden) yang dimaksud,” tambahnya.

Baca Juga: CANGGIH! Kota Bandung Bakal Gunakan GIBRIK MINI Untuk Penanganan Sampah

Ditemui terpisah Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo Ridwan Nurjamal mengungkapkan kalau di Gorontalo hal serupa telah dilaksanakan namun baru sebatas pemberian bantuan cabe ke kelompok tani urban farming saja.

“Kalau disini sudah memanfaatkan limbah sampahnya juga. Nanti kita akan coba replikasi untuk di Gorontalo,” ungkapnya.

Acara diisi dengan pemaparan tentang Buruan SAE disampaikan oleh Kepala Bidang Ketersediaan Pangan Willy, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung.

Willy menyampaikan bahwa OTG ini dibuat pada saat Covid-19 tengah berada di puncaknya. Sehingga kami berfikir bagaimana bisa memanfaatkan lahan yang efektif tapi tidak memerlukan biaya banyak, mengingat Kota Bandung lahan sudah sangat susah.

“Akhirnya salah satu kelompok tani yang ada di Buruan SAE Kota Bandung berhasil menciptakan OTG,” tuturnya.

Saat ini di Kota Bandung terdapat 375 Kelompok Buruan SAE, tersebar di 151 Kelurahan.

“Kami akan terus tambahkan karena targetnya satu RW satu Buruan SAE, jadi sekitar 1.300 lagi yang harus kita kejar,’ jelasnya.

Bergulirnya Buruan SAE ini juga dilatarbelakangi oleh kebutuhan bahan pangan di Kota Bandung, mengingat 96,43 persen nya didatangkan dari luar Kota Bandung.

“Mulai dari beras, daging segala macam bahan pangan berasal dari luar, sehingga berdampak dari sisi ketersediaan pangan, dari sisi keamanan pangan, selanjutnya bagaimana kita bisa bermitra dengan Bank Indonesia dari sisi pengendalian inflasi,” terangnya.

Dari hal tersebut DKPP Kota Bandung membuat program bagaimana membuat Urban Farming yang terintegrasi, dengan memadukan mulai dari sayur, ternak, ikan, buah-buahan, tanaman obat, pembibitan dan pengolahan sampah.

“Kota Bandung saat ini program Buruan SAE yang ada di DKPP menjadi satu paket dengan program Kang Pisman yang ada di Dinas Lingkungan Hidup,” tambahnya.

Baca Juga: SUKAMISKIN Lolos 3 Besar Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat

Baca Juga: BPS Kota Bandung Sebut Inflasi Kota Bandung Terendah Se Jawa Barat

Dilanjutkan bahwa konsep OTG ini sangat sederhana yakni bagaimana memadukan konsep menanam dengan pengolahan sampah.

“Jadi ini hanya ember bekas cat 25 Kg, bagian tengahnya diberi paralon untuk memasukan sampah. Jadi kita bisa mengolah sampah sekaligus mengasilkan media untuk tanam selanjutnya. Jadi kita bisa panen sayur sekaligus bisa menghasilkan pupuk kompos. Untuk bawahnya digunakan untuk menampung air. Sehingga apabila kita siram dari atas, nanti airnya (mengandung pupuk) yang dibawah bisa pakai lagi melalui kran, ” ujarnya.

“Satu OTG itu bisa menghasilkan panen 1 hingga 2 Kg bawang merah. Dari OTG yang tersebar di Kota Bandung kita bisa menghasilkan 1,6 Ton bawang merah,” tambahnya.

Ditambahkan Willy, Buruan SAE ini telah memperoleh penghargaan dalam 2 tahun terakhir sebanyak 15 penghargaan, termasuk salah satunya penghargaan di Brazil, karena menjadi salah satu dari 300 Kota di Dunia yang konsen terhadap ketahanan pangan.

“Kami tergabung dalam organisasi kota kota di dunia, yang konsen terhadap ketahanan pangan,” pungkasnya.

Di kesempatan yang sama Ketua RW 02 Deny Sukirman mengutarakan implementasi OTG yang dilakukan di wilayahnya dirintis melalui Kelompok Buruan SAE pada tahun 2020 dengan pinjam pakai lahan dari PLN, yang semula merupakan lahan tidak terurus.

“Selain warga, Buruan SAE ini juga di support dari DKPP Kota Bandung,” ujar Deny.

Dilanjutkan Deny, terkait dengan OTG, ini merupakan kolaborasi antara BI Jabar dan DKPP Kota Bandung melalui program Buruan SAE.

“Kami mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia sebanyak 50 media tanam OTG, kemudian bawang merah dan bibit cabe rawit,” terangnya.

“Alhamdulillah kemarin kita sudah panen perdana bawang menghasilkan 42 Kg dan 11 Kg (dari 11 OTG), hasil penjualannya digunakan sebagian untuk kelompok tani dan sebagian untuk penanaman kembali,” pungkasnya.

Acara di akhiri dengan kunjungan ke Kampung OTG.

 Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

(YI) 

-YUK MERAPAT! Kota Bandung Buka 4.000 Lowongan Kerja di Job Fair, Ini Linknya!

-SUKAMISKIN Lolos 3 Besar Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat

-Wisata Edukasi Kedirgantaraan ke PTDI Buka Untuk Pelajar dan Umum, Simak Jadwalnya!

-Pemerintah Resmi Cabut Status Pandemi COVID-19