- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Beritainspiratif.com - Koes Plus legenda musik Indonesia yang berdiri sejak 1969/70 sebagai kelanjutan dari Koes Bersaudara atau sering disebut sebagai pelopor musik pop dan rock ‘n roll di Indonesia, hingga kini masih terus berkumandang di jagat nusantara, meskipun 3 personil utamanya telah tiada.
Tonny Koeswoyo Meninggal dunia pada 27 Maret 1986, Murry meninggal 1 Februari 2014 dan Yon Koeswoyo meninggal 5 Januari 2018.
Setelah ketiganya dipanggil sang pencipta kini tersisa hanya Yok Koeswoyo, sehingga Koes Plus tak mungkin lagi manggung atau rekaman.
Baca Juga:PLN Layani Juga Laporan Stand Meter Setiap tanggal 24 -27
Namun demikian hingga kini, Generasi penerus Koes Plus/Koes Bersaudara mulai dari Junior, Koes Plus 2nd Generation, B Plus, Tikoes, Beat Plus, seluruh Grup Band Pelestari Koes Plus seantero Indonesia yang tergabung dalam Jiwa Nusantara dan masih banyak lagi grup band pelesatri / pengagum yang membawakan dan penikmat lagu-lagu Koes Plus lainnya terus berkumandang.
Kita mengenal grup musik Reinkarnasi Beatles dari Indonesia yakni G Pluck, kini adapula grup musik reinkarnasi Koes Plus yaitu Neo Jibles.
Baru-baru ini Selasa, (23/6/2020) sebagai salah satu penggemar Koes Plus yang sudah sejak lama (sekitar 30 tahun, red), penulis dikejutkan dengan munculnya video youtube penampilan dari band pelestari Koes Plus yang diberi nama ‘Neo Jibles’ yang direkam di studi BMP Music Studio Pacitan.
Tonton Juga:Review Berbagai Play Game Hit dan Baru, dari Bang Rev
4 Personil Neo Jibles Miliki Musik dan Suara Mirip Koes Plus
Seperti kita ketahui bahwa grup Koes Plus memiliki 4 personil, miliki karakter music khas, miliki 4 personil yang seluruhnya bisa bernyanyi.
Mirip Murry (Drum)
Namun ketika mendengarkan grup pelestari Koes Plus Neo Jibles, seluruhnyua ada padanya.
Salah satu lagu yang dibawakan adalah Nusantara VII atau Berjumpa Lagi, lagu tersebut dibawakan oleh drummernya Rizal, layaknya suara Murry Drummer Koes Plus.
Baca Juga:Prangko-seri-koes-plus-dan-seniman-artis-musik-indonesia-diluncurkan
Karena penulis hafal dengan karakter suara dan ketuk drum dari Murry, hingga kekaguman pun muncul dan keluar kalimat wuihhh bisa sama karakter suaranya dan pukulan drum nya.
Mirip Tonny Koeswoyo (Melody/Keyboard)
Penasaran, kali ini penulis coba untuk mendengarkan lagu 'Aku dan Dirimu' yang dinyanyikan oleh Tonny yang dibawakan oleh Taufik Keybordis Neo Jibles pun sama, baik permainan keyboard maupun suaranya.
Mirip Yon Koeswoyo (Vokalis/Guitar)
Dengarkan permainan rhytem Ario Yudha dari Neo Jibles mirip banget dengan Yon Koeswoyo, ditambah lagi saat membawakan lagu Yon Koeswoyo ‘Mak Engket’ yang dilapisi suara dua personil lainnya.
Mirip Yok Koeswoyo (Bassist)
Terakhir Yok Koeswoyo yang miliki suara tinggi dan melakukan backing vocal (suara 2) bersama Yon Koeswoyo sama juga, pada bassit Neo Jibles yakni Ricky pun dibuat vokalnya mirip seperti Yok Koeswoyo seperti pada lagu Mawar Bunga.
Secara keseluruhan music yang ditampilkan Neo Jibles persis banget dengan Koes Plus.
Jika anda penasaran? dengarkan contoh lagu tersebut diatas, di YouTube, tak perlu lihat videonya, tapi cukup dengarkan saja baik-baik vokalnya. Dan, kalau Anda mengenal baik Koes Plus, anda pasti akan menyebut mirip sekali dengan suara penyanyi aslinya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 di Kota Bandung Menurun
Video Lagu Neo Jibles:
Dikutip dari Pontianakpost (10/6/2020) Neo Jibles merupakan Band pelestari Koes Plus asal Pacitan, Jawa Timur.
Mereka tak memakai ‘Jibles’, karena sudah ada nama band pelestari dari kota lain yang terlebih dulu menggunakan nama itu, sehingga kita gunakan Neo Jibles.
Banyak band pelestari Koes Plus hingga tak sedikit merambah ke generasi Z, satu generasi di bawah angkatan milenial. Termasuk Neo Jibles yang tiga orang personelnya masih berusia 22 tahun dan keybordisnya berusia 26 tahun.
Bayangkan, band Koes Plus yang berkarir di era 1960-an, kini lagu-lagunya dilestarikan oleh ”cucu-cicit” nya yang merupakan generasi Z, dua dekade setelah milenium baru.
Tonton Video Youtube Neo Jibles:
3. Nusantara 7
Viewer Youtube:
Viewer lagu-lagu Neo Jibles rata-rata lebih dari seribu, Kolom komentar pun ramai, ada sekitar seratus pesan serta telah memiliki iklan. Neo Jibles dipuji mirip dengan Koes Plus. Dari cengkok, permainan, hingga penampilan, plek dengan band legendaris Indonesia itu.
YUDHA, RIZAL, TAUFIK EKO HIDAYANTO (LEAD GUITARIST, KEYBOARDIST, DAN LEADER), SERTA RICKY EKA ATMAJA (BASSIST) MEMANG BERPRINSIP, PERMAINAN MEREKA MEMANG HARUS SEMIRIP MUNGKIN DENGAN ASLINYA. SE-JIBLES MUNGKIN DENGAN KP YANG MEREKA KENAL LEWAT ORANG TUA MEREKA YANG RUTIN MENYETELNYA DI RUMAH.
Sebagaimana lagu Koes Plus ”Kembali ke Jakarta”, Neo Jibles: ingin se-jibles mungkin. Meski memang tidak mungkin 100 persen identik.
”Alat-alatnya saja beda, suaranya sulit sama. Tapi, kami mengusahakan biar terasa KP banget,” kata Yudha.
Neo Jibles juga mengikuti KP yang punya ”banyak” vokalis. Melakukan pembagian part menyanyi.
”Misalnya di lagu Diana. Suara satunya dibawakan yang pegang rhythm guitar, suara duanya yang (pegang) kibor,” papar Taufik.
Taufik menambahkan, tantangan lain adalah menghadirkan sound retro khas 1960–1970. Dalam ngeband, Neo Jibles menggunakan instrumen entry level.
Tidak mahal, kualitasnya menengah. Namun, Taufik cermat mengolah sound. Pria yang juga mengelola rental studio itu tidak memaksakan alat-alat musiknya harus berasal dari merek yang plek ketiplek (mirip sekali) dengan KP.
Taufik menyebutkan, nyawa Koes Plus ada di keybord.
”Rata-rata isian melodinya pakai kibor jadul. Jadi, saya cari kibor masa kini yang sekiranya karakter suaranya sama,” ungkap ”pemeran” Tonny Koeswoyo (leader Koes Plus) di Neo Jibles itu.
Mikrofon, gitar, bas, dan drum yang digunakan relatif standar. ”Kalau terlalu menyamakan, jatuhnya di speaker zaman sekarang kurang enak di telinga,” imbuhnya.
Contohnya bass drum. Di rekaman KP, suara duk-duk yang dihasilkan cenderung tipis. Jika memaksakan suara serupa, suara tersebut bisa hilang saat diputar di pelantang suara masa kini. ”Semacam hybrid (gabungan) antara sound jadul dan alat baru,” ujar Taufik.
Menjadi band pelestari KP juga membuat Neo Jibles harus rajin-rajin mengulik genre lain.
”KP mainnya dari pop, pop Jawa, keroncong, Melayu, sampai rock n roll. Kalau nggak menguasai genre tadi, susah membawakannya,” terang Yudha.
Lantaran sudah menguatkan diri di segi musik, penampilan mereka relatif sederhana. Tidak ada kostum. ”Di cover saja, mereka pakai oblong dan cutbray,” kata Yudha.
RAMBUT PUN DIBIARKAN APA ADANYA. TIDAK DIBUAT GONDRONG. JIKA ADA EVENT KHUSUS YANG MENGHARUSKAN BER-DRESS CODE, BARULAH MEREKA SEDIKIT ”BERDANDAN”. ”SEPATUTNYA, PAKAI JAS-JASAN,” LANJUTNYA.
Tonton Juga:Video Klip Bank Indonesia Bandung
Neo Jibles memang unggul dalam sisi musik dan energi saat bermusik. Ditambah poin plus: punya akun YouTube yang aktif.
Neo Jibles boleh muda. Namun, mereka punya performa yang tidak kalah dengan seniornya. Hal itu diakui staf Lokananta dan pemerhati musik Anggit Wicaksono.
”Dibanding (band) cover lainnya, buat saya lebih segar. Penampilan panggung mereka energik, nyenengke,” ucapnya.
Pria yang juga kolektor kaset lawas tersebut menyatakan, Neo Jibles mendapat sambutan hangat saat bermain di Surakarta yang notabene basis fans KP garis keras.
”Fans di sini yang sudah berumur cenderung idealis. Pengin mendengarkan KP yang seperti aslinya,” terang Anggit.
Dikutip dari Kompasiana (22/6/2020), Berbicara dengan personel Neo Jibles yang terasa adalah sikap bersahaja. Mereka tak mau melambung dalam pujian, meski banyak yang mengatakan 90% mirip atau merupakan ‘reinkarnasi Koes Plus’. Sikap rendah hati Neo Jibles itu tak luput dari ajaran orangtua.
Dikatakan oleh Sugi, ayah Taufik. Ia menceritakan ketertarikan para pemain Neo Jibles ketika melihat seniornya membawakan lagu-lagu Koes Plus, dan juga seringnya memutar lagu-lagu Koes Plus dari orang tua mereka setiap hari.
"Saya hanya mendorong Taufik dan personil grup itu untuk tetap berkembang. Toh itu kegiatan yang positif, dan mereka menikmatinya sebagai pelestari Koes Plus. Saya selalu ingatkan agar mereka tetap rendah hati, banyak belajar dan terus membumi," kata Sugi. (*)