- Ragam
- 24 Nov 2024
Majalengka, Beritainspiratif.com –Kekalahan pasangan calon pemimpin Majalengka nomor 1, Maman Imanulhaq-Jefry Romdony, dalam Pilkada Majalengka 2018 antara lain karena adanya partai pengusung yang tak loyal, yang main ‘’dua kaki.”
“Saya katakan ada partai pengusung yang berkianat,” kata ketua relawan pendukung pasangan Maman –Jefry yang tergabung dalam Santri Jadi Bupati (Sajati), Ahmad Cece Ashfiyadi, Kamis, 28 Juni 2018.
Dia tidat menyebut partai yang dimaksud. Cece hanya membeberkan sejumlah “bukti” pengkhianatan partai itu kepada pasangan Maman –Jefry.
“Partai ini jelas –jelas berkiantat,” kata Kang Cece, sapaan akrab Ketua GP Ansor Majalengka itu.
Paslon nomor 1, Maman – Jefry, ikut dalam kontestasi Pilkada Majalengka 2018 diusung Iima parpol yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Nasdem. Belakangan bergabung beberapa partai sebagai pendukung diantaranya Partai Hanura dan Partai Berkarya.
Kang Cece menuturkan, pengkianatan salah satu partai pengusung itu bukan hanya dalam hal dukungan suara, tetapi juga dalam kesiapan menugaskan saksi di tempat pemungutan suara (TPS).
“ Ada salah satu partai pendukung Maman-Jefry yang tidak pernah ikut mensosialisasikan paslon nomor 1. Saat menyerahkan nama saksi banyak yang tidak datang ke TPS dan bahkan fiktif, tapi dana saksi tersebut ditilep korcam atau kordesnya. Ada juga yang dana MAJU ternyata “hanya” dipake kampamye salah satu calon gubernurnya," tegas Cece
Namun Kang Cece juga mengakui ada faktor lain yang juga menyebabkan Maman – Jefry kalah. Misalnya, adanya indikasi kecurangan yang cukup masif serta politik transaksional yang berlaku di masyarakat Majalengka
“Harus kita akui sebagian besar pemilih kita masih sangat pragmatis. Mereka bisa digiring dengan mie instan,” ujarnya. (YoC)