- Ragam
- 24 Nov 2024
Jakarta, Beritainspiratif.com - Grup musik legendaris Koes Plus dalam waktu dekat akan diceritakan lewat film. Film itu akan digarap oleh rumah produksi Falcon Pictures yang sebelumnya menggarap Si Doel The Movie.
Produser Falcon Pictures Frederica menuturkan bahwa naskah film tersebut yang berkisah tentang perjalanan karier Koes Plus telah selesai ditulis. Akan tetapi pihaknya belum mendapatkan aktor untuk memerankan Tonny Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Yon Koeswoyo dan Murry.
“Grup musik legendaris Indonesia “Koes Plus” akan di film kan, menurutmu siapa yang cocok untuk berperan sebagai Yon, Yok, Tonny, Murry dan Nomo” demikian yang ditulis dalam Instagram #falconpictures_ yang dikutip, Sabtu, (13/10/2018).
Untuk Sutradara ditunjuk Rako Prijanto yang sebelumnya menggarap film Teman Tapi Menikah. Rako mengaku sangat tertarik menggarap film ini saat pertama kali mendapat tawaran.
"Lagu-lagu Koes Plus sangat dekat dengan kita dan bisa kebayang nanti bagaimana adegannya, dengan segala bentuk emosinya, dilatarbelakangi oleh lagu-lagu Koes Plus yang sudah akrab dengan telinga masyarakat Indonesia," kata Rako.
Sejarah Berdirinya :
Dikutip dari laman Wikipedia Indonesia, Sabtu, (13/10/2018) sejarah berdirinya Koes Plus dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara” yang berdiri tahun 1960.
Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri 1 Tuban dan pada akhirnya menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di penjara Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul, perlu dicatat Nomo Koeswoyo senang sekali berkelana ke banyak daerah.
Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu.
Dari kelompok Koes Bersaudara lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Koesnomo (Nomo), selain bermusik juga mempunyai pekerjaan sampingan sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih: tetap bermusik bersama Koes Bersaudara atau keluar. Nomo memilih opsi terakhir keluar.
Tonny yang terus ingin bermusik menarik Kasmuri (Murry) Band ini memakai nama Koes Plus, Murry.
Dari informasi yang dikirim seorang penggemar Koes Plus, ternyata prestasi Koes Plus memang luar biasa. Pada tahun 1974 Koes Plus mengeluarkan 22 album, yaitu terdiri dari album lagu-lagu baru dan album-album "the best" termasuk album-album instrumentalia, yang dibuat dari instrument asli Koes Plus atau rekaman "master" yang kemudian diisi oleh permainan saxophone Albert Sumlang, seorang pemain dari group the Mercy's.
Jadi rata-rata mereka mengeluarkan 2 album dalam satu bulan. Tahun 1975 ada 6 album. Kemudian tahun 1976 mereka mengeluarkan 10 album. Mungkin rekor ini pantas dicatat di dalam Guinness Book of Record.
Namun satu per satu personel Koes Plus ini pun mengembuskan napas terakhirnya, yang diawali oleh Tony Koeswoyo pada 27 Maret 1987. Tony merupakan pimpinan dari band yang sempat masuk bui ini.
Pada 1 Februari 2014, sang penabuh drum Koes Plus, Murry, pun berpulang. Murry merupakan satu-satunya personel yang bukan bagian dari keluarga Koeswoyo.
Dan pada 5 Januari 2018, Yon Koeswoyo yang menyusul kedua saudaranya di usia 77 tahun. Dua tahun Yon berjuang melawan penyakit yang dideritanya, namun akhirnya ia pun menyerah.
Setelah ketiganya dipanggil Sang Pencipta, kini tersisa hanya Yok Koeswoyo, dari personel Koes Plus. Yok merupakan adik Yon Koeswoyo, yang terpaut tiga tahun. (Yanis)