- Ragam
- 24 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana membuka acara workshop Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Mitigasi Bencana Gempa Bumi bagi Guru Pembina Ekstrakurikuler di Kota Bandung Tahun 2018 di Hotel Oasis, Jalan Lombok No. 10 Bandung pada Rabu (17/10/2018) lalu.
Peserta yang hadir sebanyak 135 orang, terdiri dari 53 orang pembina ekskul dan 82 orang guru kelas 6 perwakilan tiap gugus di Kota Bandung. Acara berlangsung dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Kurikulum sering diartikan sempit menjadi mata pelajaran, sehingga masuk kurikulum seolah-olah menambah mata pelajaran. Dalam kurikum 13 yang sekarang berlaku muatan kurikulum itu dimulai dari Stadar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI) dan Standar kompetensi (SK) yang terumpun pada masing-masing mata pelajaran.
Kalau kita dalami muatan konten yang tergambarkan dalam standar kompetensi sebenarnya hampir semua pengetahuan bekal kehidupan itu sudah ada di dalamnya, termasuk bicara tentang mitigasi bencana, itu sudah menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah. Hanya barangkali dalam implementasi kurikulum berupa kegiatan pembelajaran di sekolah masih dipandang perlu untuk ditingkatkan. Apalagi mengingat Indonesia termasuk Kota Bandung berpotensi bencana alam menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah.
Sementara itu, dalam sambutanya Kadisdik mengatakan kepada seluruh peserta untuk terus memperbaharui serta meningkatkan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia secara keseluruhan merupakan wilayah yang berpotensi gempa. Maka keadaan ini tentu harus menjadi bagian dari prioritas untuk meningkatkan pengetahuan yang bisa diaplikasikan secara langsung ketika menghadapi situasi ini dengan cepat.
Lebih lanjut Elih mengatakan bahwa kita sebagai makhluk yang diberi tugas memberi layanan pendidikan perlu memikirkan anak-anak dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu ekstrakuliker di sekolah diusahakan tidak monoton.
“Sekolah harus terus mengupdate hal-hal yang menjadi kebutuhan. Bagaimana standar kompetensi itu berkolerasi dengan konteks lain di kehidupan masing-masing. Contohnya tema yang seperti kita lakukan dalam workshop ini,” tutur Kadisdik.
"Kita harus berfikir untuk terus menambah pengetahuan anak-anak bahkan orang tua sekitarnya. Berharap oleh-oleh dari workshop ini bukan hanya untuk komunitas internal namun juga ekosistem sekolah khususnya para orang tua. Sehingga isu kebencanaan menjadi bagian yang memang menjadi pemikiran semua pihak," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama Kasi Kelembagaan dan Peserta Didik Yayat Karyati mengatakan bahwa pendidikan siaga tehadap bencana perlu diberikan sejak dini.
“Membaca pada pengalaman tersebut dipandang perlu memberi materi tentang gempa dan hal lainnya sejak di pendidikan dasar agar bisa menyiapkan diri terhadap kemungkinan yang akan terjadi ,” tutur Yayat Karyati yang hadir di tempat tersebut. (Yanis)