- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Beritainspiratif.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Royke Tumilaar sebagai Direktur Utama Bank Mandiri menggantikan pejabat sebelumnya, Kartika Wirjoatmodjo. Pengumuman resmi dilakukan setelah Bank Mandiri melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (9/12/2019) siang.
Royke Tumilaar menyusun strategi bisnis bank ke depan, dan telah mempersiapkan 3 strategi, meski tidak mengubah kebijakan direktur utama sebelumnya, yakni:
1. Strategi Transformasi Digital.
Perbankan mungkin akan tergerus dan hilang bila tidak bertransformasi ke sistem digital. Apalagi banyak pemain luar yang masuk menawarkan berapa pilihan platform pembayaran. Namun demikian, pihaknya tak akan terburu-buru mentransformasikan semua sektor ke dalam sistem digital. Dia menyadari harus ada beberapa sektor yang perlu diprioritaskan guna mendahulukan kenyamanan pengguna.
"Kita cermati, kita enggak buru-buru. Kita lihat mana yang perlu digitalisasi, dan mana untuk transformasi perubahan. Misal di kartu kredit, tabungan, deposito semua enggak harus ditransfer switch ke digital. Tapi perlahan saja kita transformasikan terutama di ritel banking," ungkap Royke.
Royke mengungkap, Bank Mandiri pun sudah menyiapkan investasi untuk transformasi digital meski saat ini investasi masih lebih banyak di sektor ritel. Tapi dia memastikan, investasi IT selalu bertumbuh sekitar 30 persen setiap tahunnya.
2. Strategi Memperkuat Sektor Komersial Banking
Bank Mandiri dipimpin jajaran direksi baru akan memperkuat sektor commercial banking sembari melihat perkembangan ekonomi ke depan.
3. Strategi Kolaborasi Penguatan Whole Sale dengan Ritel
Royke berencana mengkolaborasikan penguatan whole sale dengan ritel. Sebab penggarapan kolaborasi sektor itu baru berkisar 15 persen. "Banyak whole sale yang belum digarap oleh teman-teman ritel konsumer. Kolaborasi akan memperkuat. Saat ini baru 10-15 persen nah itu kan jadi sumber bisnis baru," tuturnya.
"Pada dasarnya saya enggak terlalu banyak mengubah kebijakan Pak Tiko karena saya tim Pak Tiko juga sehingga perencanaan strategi ke depan sebetulnya kita tetapkan bersama-sama. Namun ada beberapa strategi yang kita terapkan," kata Royke Tumilaar di Jakarta, Senin (9/12/2019), tuturnya.
Profil Royke Tumilaar
Dikutip dari laman resmi Bank Mandiri, Royke merupakan pejabat karier di Bank Mandiri. Ia bergabung dengan Bank Mandiri pada 1999 melalui Bank Dagang Negara, dengan Jabatan terakhir sebagai Senior Professional di Tim Penyelesaian Kredit di Jakarta.
Paska krisis ekonomi 1998, BDN bersama dengan Bank Bumi Daya (BBD), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dimerger menjadi Bank Mandiri.
Pada 2007, Royke dipromosikan menjadi Group Head Regional Commercial Sales I sampai dengan Mei 2010. Lalu, pada Agustus 2009, Royke merangkap sebagai Komisaris Mandiri Sekuritas.
Pada Mei 2010, ia menjadi Group Head of Commercial Sales Jakarta sampai Mei 2011. Selanjutnya, Royke diangkat menjadi Managing Director Treasury, Financial Institution & Special Asset Management Bank Mandiri.
Pada Maret 2019, Royke menjabat sebagai Direktur Corporate Banking Bank Mandiri.
Pendidikan
Royke meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen dari Universitas Trisakti pada 1987. Pendidikan S-2 dijalaninya di University of Technology Sydney dengan meraih gelar Master of Business Finance pada 1999.
Yanis