- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, menggelar pelatihan bagi 3.000 relawan COVID-19 se-Bandung Raya (Kota Bandung dan Cimahi serta Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang juga Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar mengatakan, relawan tersebut mendapat pelatihan tentang protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) hingga ketahanan pangan sebelum turun ke lapangan untuk memberikan edukasi kepada warga.
“Jadi relawan (COVID-19) itu jangan sampai membahas hal yang menakutkan soal COVID-19, tapi berikanlah edukasi yang positif agar warga semangat ketika bertemu relawan,” kata Emil saat membuka Program Pelatihan Relawan Penanggulangan COVID-19 di SMKN 3 Bandung, Senin (19/10/2020).
Baca Juga:CMSE 2020: tingkatkan-literasi-dan-inklusi-pasar-modal
Emil menambahkan, relawan juga harus bisa menjadi teladan bagi setiap masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan 3M. Bersamaan dengan edukasi kepada warga, pemerintah berupaya melakukan 3T (testing, tracing, treatment) secara masif, cepat, dan tepat.
Menurut Emil ke 3.000 relawan yang mengikuti program pelatihan hingga 9 November 2020 ini akan menyumbangkan tenaga sebagai bentuk bela negara dalam situasi pandemi COVID-19.
“Sebanyak 3.000 orang di Bandung Raya ini akan bela negara dengan tenaga, menjadi relawan dan akan mendapatkan pelatihan pembekalan sebagai relawan sebelum turun ke lapangan untuk menyosialisasikan penanggulangan COVID-19 serta melakukan aksi nyata untuk mengajak semua orang agar masuk ke dalam semangat kerelawanan,” kata Emil.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Jabar Dani Ramdan menjelaskan, pelatihan yang diiniasiasi oleh relawan dari pusat dibantu oleh BNPB dan BPBD Jabar ini akan digelar juga di daerah lain di Jabar.
“Mungkin berikutnya akan dilakukan di regional lain seperti Ciayumajakuning, Bodebek, dan lainnya,” kata Dani.
Menurutnya, fokus penugasan relawan di lapangan adalah perubahan perilaku masyarakat melalui penyadaran terhadap bahaya COVID-19 dan juga pencegahan dalam menanggulangi COVID-19 di Jabar.
“Nantinya setiap relawan yang turun ke lapangan akan merekam kegiatannya dan di-update melalui aplikasi inaRISK yang sudah terhubung ke pusat,” ujar Dani.
Ia menambahkan, ada empat materi yang didapatkan oleh para relawan selama dua minggu pelatihan.
“Yaitu komunikasi publik atau komunikasi sosial, kerelawanan dalam diri pribadi, penerapan protokol kesehatan, dan juga tentang ketahanan pangan. Karena selain dari sisi kesehatan, relawan juga memberikan pesan terkait ekonomi, tentang tata cara yang bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk tetap sejahtera di saat pandemi COVID-19,” tutur Dani.
Ruhiyat (23 tahun), salah satu relawan yang mendaftar secara individu mengatakan, dirinya tertarik menjadi relawan karena ingin membantu tugas pemerintah dan turut berkontribusi secara nyata.
“Pendaftaran relawan saya lakukan melalui website BNPB setelah saya lihat informasinya dari televisi. Nantinya, kemampuan saya akan membantu secara nonmedis dan logistik dalam bidang kerelawanan,” kata Ruhiyat.
"Saya juga ingin ada andil membantu pemerintah dan memberikan ide-ide di lapangan,” tutupnya.
Baca Juga:
1. Program Sedekah100, Solusi Masalah Anda Dengan Cara Berbagi
2. Pelayanan Umroh Terbaik dari PT. Albadriyah Wisata
3. Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar
(Ida)