- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Kementerian Perhubungan bersama 4 BUMN (Len Industri, Adhi Karya, INKA, KAI) melakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta, melalui lintas Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti.
Dikutip dari rilis PT Len, uji coba LRT Jabodebek dimaksudkan untuk menguji sistem operasi Grade of Otomation 0 (GOA 0), sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3.
PPK LRT Kementerian Perhubungan Ferdian mengatakan, sistem persinyalan LRT Jabodebek dikerjakan oleh Len Industri bersama Siemens.
"Pada hari ini (4/11/2020) kita berangkat sudah menggunakan sistem operasi GOA 0, di mana sistem otomasi belum dibuktikan, tetapi secara full sinyal merah, kuning, hijau itu sudah sesuai dengan standar pengoperasian KAI,” jelas Ferdian.
Baca Juga:Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
Secara keseluruhan kata Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat, pengujian dari Stasiun TMII - Stasiun Harjamukti dan sebaliknya berjalan dengan baik.
"Len Industri menggarap sistem persinyalan LRT Jabodebek dan Len Railway Systems (anak perusahaan Len Indsutri) menggarap PSD (Platform Screen Door) sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek ,"ujar Linus.
Baca Juga:Dirjen-dukcapil-sebut-tak-miliki-ktp-el-atau-suket-tidak-boleh-nyoblos
Menurut Linus, LRT Jabodebek memiliki potensi besar menjadi solusi transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dan untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat Jakarta.
LRT akan menjadi moda transportasi sehari-hari dalam memobilisasi masyarakat dari permukiman menuju pusat Jakarta.
Sistem pengoperasian LRT akan lebih efektif karena menggunakan sistem yang lebih canggih. LRT akan bergerak tepat waktu dengan penjadwalan yang sistematis.
"Karena itulah, LRT dengan kapasitas 720-1200 penumpang per rangkaian, kereta akan bisa mempercepat waktu tunggu atau headway hingga kurang dari 3 menit," lanjut dia.
Pimpinan proyek LRT Jabodebek PT Len Industri, Yadi Ramdani mengatakan, uji coba persinyalan dilakukan menggunakan pola operasi dengan 2 train set.
Perubahan atau pembentukan rute dilakukan dari back-up Operation Control Center (OCC) dengan kecepatan kereta mencapai 80 Km/jam. Perjalanan dari Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti, hingga kembali ke Stasiun TMII berjalan lancar tanpa kendala.
"Kami menargetkan Ahir tahun 2020, lintas pelayanan 1 sudah bisa dilakukan sistem GoA 0 dengan menggunakan sistem persinyalan. Sementara untuk lintas pelayanan 2 dan 3 saat ini telah memasuki tahap pemasangan peralatan signaling serta memulai pekerjaan lifting di area Depo," ucapnya.
Baca Juga:
1. Program Sedekah100, Solusi Masalah Anda Dengan Cara Berbagi
2. Pelayanan Umroh Terbaik dari PT. Albadriyah Wisata
3. Rumah-murah-Rp200-juta-dekat-gor-persib-GBLA dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar
(Ida)