- Pemerintahan
- 23 Nov 2024
Depok, Beritainspiratif.com - Indonesia merupakan pemasok 10% komoditas perikanan dunia. Namun, faktanya penduduk Indonesia memiliki tingkat konsumsi ikan yang masih dikategorikan rendah. Rendahnya konsumsi ikan di Indonesia berbanding terbalik dengan wilayahnya yang kaya akan sumber protein nabati ini.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar terhadap berbagai sektor. Pemerintah berupaya melakukan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial, salah satunya melalui sektor perikanan dan kelautan dengan Program Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan). Program ini bertujuan untuk bersama-sama membangun kesadaran gizi individu maupun kolektif masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan, dengan harapan meningkatkan daya tahan tubuh/imunitas.
Untuk itu, Kementerian Kominfo mengedukasi pelaku wisata dan milenial dalam Workshop Genposting (Generasi Positive Thinking) Gemar Makan Ikan: Yuk Makan Ikan Agar Generasi Indonesia Sehat, Kuat dan Cerdas secara langsung dan disiarkan secara daring melalui aplikasi zoom meeting serta channel YouTube Ditjen IKP Kominfo.
“Pada masa pandemi COVID-19 ini, mengonsumsi ikan dan hasil laut lainnya sangat penting karena merupakan salah satu cara untuk meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh dalam menangkis COVID-19”, ujar Direktur IKPM Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Septriana Tangkary, ketika memberikan sambutan di Webinar Gemar Makan Ikan: Yuk Makan Ikan Agar Generasi Indonesia Sehat, Kuat dan Cerdas pada Kamis ini (8/4/2021).
Baca Juga: Persib Boyong 20 Pemain Hadapi Persebaya di 8 Besar
Upaya meningkatkan gizi masyarakat Indonesia serta minat untuk mengonsumsi ikan masih perlu terus ditingkatkan, terutama dengan cukup tingginya angka stunting, wasting, dan overweight di Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan menginisiasi gerakan Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) yang melibatkan seluruh komponen dan elemen bangsa. Dalam hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai Governance Public Relations (GPR) bertugas untuk melakukan sosialisasi gerakan tersebut.
Selanjutnya, Artati Widiarti, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyampaikan bahwa pada tahun 2030 Indonesia akan mendapatkan golden opportunity, dengan jumlah usia produktif yang lebih banyak. Golden opportunity hanya dapat tercapai jika penduduk produktif tersebut tumbuh dengan sehat dan tidak terkena penyakit.
Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan stunting. Penderita stunting biasanya tidak produktif dan mudah terkena penyakit. Karena itu mengonsumsi ikan merupakan investasi kesehatan, Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan untuk mencerdaskan bangsa dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian dari sektor perikanan nasional.
Menurutnya, Gemarikan dapat berhasil dengan adanya generasi muda yang berpikiran positif, yang dapat menjadi agen perubahan, membantu mengampanyekan bagaimana menjadi konsumen cerdas yang dapat memilih makanan bergizi baik, bukan hanya berdasarkan rasa atau harga.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Asih Setiarini, Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, bahwa kandungan gizi pada ikan menjadi sumber protein penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh, dan penggantian sel-sel tubuh yang rusak. Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah lemak, lemak sendiri dibutuhkan oleh tubuh, namun dalam jumlah terbatas, karena kelebihan lemak dapat memicu berbagai gangguan kesehatan.
"Tidak ada satu makanan yang dapat memenuhi kebutuhan semua gizi, oleh karena itu harus dibiasakan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam untuk keperluan gizi tubuh”, tuturnya.
Menurutnya, untuk mendapatkan gizi seimbang mengikuti empat pedoman, meliputi membiasakan makan beraneka ragam makanan, membiasakan melakukan praktik hidup bersih, membiasakan hidup aktif dan membiasakan rutin menimbang berat badan dan upayakan memiliki berat badan normal.
Terakhir, Rulli Nasrullah, Praktisi Media Sosial, menyampaikan bahwa Gerakan Gemar Makan Ikan (Gemarikan) dapat dipromosikan dengan kreatif, melalui konten digital yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan dampak yang luar biasa dengan memperhitungkan trik-trik mengenai algoritma media sosial, misalnya Instagram atau Twitter.
“Konten kebaikan sering tergerus oleh banyaknya konten negatif. Karena itu kita harus menginformasikan banyak konten positif terutama Gemarikan untuk menghilangkan stigma dan mitos negatif mengenai ikan. Kalau bukan kita yang membuat konten positif, siapa lagi?”, pungkasnya.
Kegiatan Workshop Generasi Positive Thinking ini diselenggarakan oleh Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo diikuti 50 orang peserta yang hadir secara offline dan 128 peserta daring.
Yanis