- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Yogyakarta, Beritainspiratif.com - Sekelompok mahasiswa UGM menciptakan aplikasi android yang dapat digunakan untuk skrining kanker mulut (mengetahui kecurigaan apakah terkena kanker mulut atau tidak). Mereka adalah Kayla Queenazima Santoso (Teknik Biomedis 2020), Fathan Hudyaussie Santoso (Teknologi Informasi 2019), Mutia Fitri Akmalia (Pendidikan Dokter Gigi 2019), dan Safhira Anggraini Putri (Pendidikan Dokter Gigi 2020).
Aplikasi yang berbasis machine learning tersebut kemudian diberi nama 'Sinoma'. Aplikasi Sinoma di bawah bimbingan Dr. Eng. Sunu Wibirama, S.T., M.Eng., ini diketahui merupakan proyek yang berasal dari pendapatan Kemdikbud Ristek dalam ajang Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Karya Cipta tahun 2021.
“(Dengan) Sinoma ini, (kami berharap) semakin banyak masyarakat yang peduli kepada kanker mulut. (Kami berharap) pasien bisa mendapatkan penanganan kanker mulut sejak dini sehingga meningkatkan kemungkinan (untuk) sembuh,” tutur Kayla, Senin (6/9/2021).
Baca Juga: Tradisi 'NADRAN' di Cirebon yang Munculkan Konflik Dikaji IPB University
Dikutip dari laman resmi UGM, Senin (6/9/2021), menurut data yang dihimpun dari Global Cancer Observatory (lembaga dibawah WHO atau Wolrd Health Organization), terdapat 5.780 penambahan kasus baru kanker mulut pada tahun 2020 lalu di Indonesia.
Kayla dan tim melihat bahwa penanganan kasus kanker mulut cukup terkendala karena pandemi Covid-19. Ada banyak fasilitas kesehatan gigi mulut yang tutup. Jika pun dibuka, jumlah pengunjung atau pasiennya dibatasi. Hal ini kemudian mengakibatkan berkurangnya kesempatan masyarakat untuk melakukan check up. Jika kondisi atau permasalahan tersebut tidak segera diatasi, maka akan berakibat fatal kepada masyarakat. Jika kanker mulut tidak sedari awal disadari maka dampaknya akan semakin besar.
“Ketika sudah parah, area kanker bisa lebih besar dari sebelumnya hingga bisa jadi pasien harus kehilangan banyak area mulut karena area tersebut harus diangkat,” jelas Kayla.
Kayla mengatakan bahwa Sinoma dihadirkan agar masyarakat secara mandiri dapat mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker mulut tersebut. Dengan hanya memotret bagian mulut yang dicurigai, pengguna aplikasi Sinoma akan menerima prediksi apakah bagian mulut tersebut terkena kanker mulut atau tidak. Pengguna aplikasi pun juga akan diberi rekomendasi tindakan setelah menerika prediksi tersebut
Tidak kurang, aplikasi Sinoma juga menyediakan berbagai informasi seputar penyakit kanker mulut. Terdapat informasi terkait upaya pencegahan, ciri-ciri, dan proses pengobatan penyakit kanker mulut itu sendiri. Untuk memudahkan pengguna, Sinoma juga pun memiliki panduan penggunaan aplikasi.
“Hal ini selaras dengan tujuan yang ingin kami raih yaitu membuat sistem screening dini yang mudah digunakan masyarakat awam, edukatif, dan aman digunakan walaupun saat pandemi,” pungkas Kayla.
Kayla menegaskan bahwa Sinoma hanya untuk keperluan penyaringan semata dan bukan untuk mendapatkan diagnosis. Pengguna terkait tetap disarankan mengunjungi spesialis untuk mendapat diagnosis tersebut.
Saat ini, aplikasi Sinoma tersebut masih dalam pengurusan administrasi. Setelah proses tersebut selesai, aplikasi pun siap digunakan oleh masyarakat.
(Yanis)
Baca Juga:
PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 13 September, Level 2 Jadi 43 Daerah
Mahasiswa UGM Teliti Tradisi Perang Obor di Jepara
AHY Dikukuhkan Jadi Mahasiswa Baru Program Doktor di UNAIR
Setelah 41 tahun Tim Paralimpiade Bisa Raih Emas, Presiden: Saya Tunggu di Istana