- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan bahwa Jawa Barat sebagai Provinsi Pembumian Pancasila. Jabar juga mampu menghadirkan kurikulum anti-radikalisme dan anti-terorisme di SMA dan SMK.
"Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang menghadirkan kurikulum anti-radikalisme dan anti-terorisme di SMA/SMK tahun 2022 untuk membentengi generasi-generasi kami dari hal-hal yang menjauhkan dari Pancasila," kata Ridwan Kamil saat menghadiri Pembukaan Senam Sehat dan Gerak Jalan Jabar Bangkit dalam rangka Peringatan HUT ke-50 PDI Perjuangan di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (28/1/2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki; dan anggota DPR RI dari Fraksi PDI-P TB. Hasanuddin.
Baca Juga: Begini Cara Cek NIK Anda Sudah Terdaftar Sebagai NPWP atau Belum
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menyampaikan bahwa Jabar juga memiliki program revolusi mental yang diimpelementasikan lewat Jabar Masagi, sebuah model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dan paripurna.
Program ini berjalan sukses yang terlihat dari hasil survei mengenai indeks toleransi di Jabar. Hasilnya, survei membuktikan rata-rata di atas 90 persen menyatakan siap untuk berdampingan dengan mereka yang berbeda dalam urusan agama maupun kegiatan keagamaan di lingkungannya.
"Jadi ini membuktikan bahwa Jawa Barat secara umum adalah masyarakat yang sangat Pancasilais dan toleran terhadap keberagaman," ujarnya.
Baca Juga: Setiap Minggu, Polri Blokir 100 Link Judi Online
Kemudian Kang Emil melaporkan, Jabar termasuk provinsi yang terbanyak memiliki Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dengan jumlah 110 ekspresi budaya yang diakui sebagai WBTB nasional.
Dalam konteks pembangunan, sampai akhir Desember 2022, Jabar menerima 480 penghargaan, di antaranya perencanaan pembangunan ranking satu dari Bappenas, kinerja PNS terbaik, keterbukaan pers serta keterbukaan informasi pembangunan.
"Ini menandakan kami serius membangun Jawa Barat, salah satunya adalah penurunan kemiskinan tertinggi di Indonesia tahun 2022 adalah Provinsi Jawa Barat. Mudah-mudahan ini adalah bukti dengan semangat Trisakti Bung Karno kita bumikan Pancasila menjadi hakiki dan abadi di tanah Jawa Barat," tuturnya.
Baca Juga: Cek Status Kendaraan Anda Terkena Tilang Elektronik atau Tidak, Begini Caranya!
Pada kesempatan tersebut Kang Emil juga mengapresiasi arahan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam merawat lingkungan. Alhasil dalam tiga tahun terakhir sudah ditanam 50 juta bibit pohon di utara Jabar.
Sebagai anak bangsa yang mencintai sosok Bung Karno dan ideologinya, Kang Emil menyelesaikan program revitalisasi yang diwariskan Bung Karno saat ia menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Salah satunya, ia menyelesaikan revitalisasi penjara Banceuy, tempat Presiden Soekarno pernah dipenjara yang dulu terbengkalai, kini sudah representatif. Lalu menyelesaikan satu jalan di sebelah Gedung Merdeka menjadi Jalan Dr. Ir. Sukarno sebagai bentuk dedikasi serta revitalisasi makam Ki Marhaen di Kota Bandung.
"Kami juga mendesain patung Soekarno di Negara Aljazair. Alhamdulillah, penghormatan di luar negeri kita wujudkan ada Bundaran Bung Karno di Ibu Kota Aljazair, juga persiapan membangun patung Bung Karno di Kota Bandung. Mudah-mudahan dalam waktu 6 sampai 7 bulan bisa diselesaikan," ungkap Kang Emil.
Terakhir, Klinik Lansia atas nama Ibu Inggit Garnasih yang akan beroperasi di Kota Bandung.
"Saya juga sangat terharu di podium ini. Saya mendengar bahwa sosok Ibu Inggit Garnasih disetujui untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional," pungkasnya.
Profil singkat Inggit Garnasih
Dilansir Wikipedia, Inggit Garnasih (17 Februari 1888 – 13 April 1984) adalah istri kedua Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Mereka menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit di Jalan Javaveem, Bandung.
Pernikahan mereka dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923, bermaterai 15 sen, dan berbahasa Sunda.
Inggit dan Soekarno bercerai di Pegangsaan Timur 56 yang disaksikan oleh Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur.
Sekalipun bercerai tahun 1942 dan Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal.
Kisah cinta Inggit-Soekarno ditulis menjadi sebuah roman yang disusun Ramadhan KH yang dicetak ulang beberapa kali sampai sekarang. Beliau meninggal di Bandung pada tanggal 13 April 1984.
Dua bulan sebelum beliau meninggal, Fatmawati mengunjunginya atas bantuan Ali Sadikin.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
(YI)
Baca Juga:
-KUHP Terbaru Ditandatangani Presiden, Download di Link Ini
-Pelat Nomor Kendaraan Akan Dipasang Chip dan QR Code
-Cara Aktivasi NIK Jadi NPWP Melalui Handphone
-Sanksi Bagi Pelaku Usaha yang Belum Bersertifikat Halal Sampai 2024
-Pemkot Bandung Akan Terbitkan Kepwal Penundaan Kenaikan Tarif Air Minum