- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
BERITAINSPIRATIF.COM - PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk. (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia, Tbk. (IPCM) bekerja sama dengan Asosiasi Mahasiswa MBA Institut Teknologi Bandung (ASOMBA ITB) menyelenggarakan seminar yang bertajuk “PII Goes to Campus, Building Financial Futures with IPCC & IPCM". Menghadirkan sejumlah pembicara dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), Mandiri Sekuritas, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Dosen dan mahasiswa SBM ITB.
Kegiatan ini dibuka oleh Ikhwanoel, Direktur PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII). Dalam sambutannya, Ikhwanoel menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi PII dalam memberikan literasi dan edukasi tentang investasi kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.
"Mengetahui fenomena terjerat pinjaman online, kami ingin mengajak para mahasiswa untuk mulai berinvestasi sejak dini. Investasi merupakan salah satu cara untuk mencapai financial freedom di masa depan," ujar Ikhwanoel.
Sekilas tentang IPCC dan IPCM, adalah dua anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) yang beroperasi di Indonesia dalam sektor logistik dan transportasi. IPCC dan IPCM belum lama ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Kota Bandung Masuk 10 Besar Best Food Cities Versi Taste Atlas
Tjandra Nyata Kusuma, OJK Jawa Barat, menyampaikan pentingnya berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Ia juga mengingatkan para mahasiswa untuk berhati-hati dalam berinvestasi, terutama terhadap investasi ilegal.
Perlu diperhatikan tujuan, resiko, dan profil dalam berinvestasi di pasar modal. Sumber dana untuk berinvestasi disarankan dari dana lebih atau uang dingin. Selain itu, penyedia produk investasi harus legal memiliki izin resmi, jangan sampai tergiur dengan promosi oleh penyedia yang tidak jelas apalagi tidak memiliki izin resmi. Adapun beberapa modus penipuan yang sedang tren saat ini seperti, binary option, robot trading, aset kripto, dan money game.
Achmad Dirgantara, BEI Jawa Barat, menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia memiliki potensi yang besar untuk tumbuh. Namun, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek investasi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya informasi, takut bodong, dan dianggap judi.
Subiakto Sukarno, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, menyampaikan bahwa investasi adalah salah satu cara untuk mengatasi inflasi. Ia juga menekankan pentingnya diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
Baca Juga: Mahasiswa ITB Ciptakan Inovasi Biomate, Olah Gas Metana Sampah Jadi Energi
Analisis perihal keuangan, pengelolaan, pengunaan, bahkan membaca laporan keuangan turut disampaikan. Perlu diingat juga bahwa investai ada yang jangka panjang dan jangka pendek serta memperhatikan aspek tujuan, durasi, risiko, dan potensi keuntungan. Pilihan instrumen untuk berinvestasi ada emas, properti, deposito, saham, reksa dana, dll.
Berikut adalah tiga poin penting dari acara "PII Goes to Campus":
1. Pentingnya literasi investasi
Investasi adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Namun, berinvestasi juga memiliki risiko. Oleh karena itu, penting untuk memahami dasar-dasar investasi sebelum memulainya.
2. Waspada investasi ilegal
Investasi ilegal adalah investasi yang tidak memiliki izin dari regulator. Investasi ilegal biasanya menjanjikan keuntungan yang tidak realistis dan menggunakan promosi yang berlebihan.
3. Diversifikasi investasi
Diversifikasi investasi adalah strategi untuk mengurangi risiko dengan berinvestasi di berbagai jenis instrumen investasi.
Seminar “PII Goes to Campus, Building Financial Futures with IPCC & IPCM" ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan masyarakat. Semua pihak akan terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi, khususnya di pasar modal.
Sebagai pengingat, Subiakto Sukarno menyampaikan, jangan sampai pasar modal menjadi pasar modar. Pelajari segala hal tentang keuangan dengan instrumennya agar kelak kita semua dapat mencapai tahap financial freedom di masa mendatang.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News