- Ragam
- 30 Oct 2024
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Seiring dengan perkembangan zaman, permainan tradisional mulai ditelan zaman. Anak-anak sekarang lebih paham dan mengerti bermain dengan menggunakan smarthphone ataupun tablet, ketimbang permainan tradisional yang terbuat dari kayu atau bambu, yang mulai tak dilirik lagi oleh generasi muda.
Namun demikian masih ada sejumlah pihak yang terus berupaya mengenalkan dan menjaga kembali permainan tradisional kepada masyarakat dalam berbagai jenis kegiatan.
Sebut saja Mohamad Zaini Alif, pemerhati dan peneliti permainan tradisional ini menekuni asal mula tradisi tersebut hingga mendirikan Komunitas Hong untuk mengenalkan kembali permainan tradisional tersebut kepada masyarakat.
Baca Juga: Komitmen pada Lansia, Pemkot Bandung Raih Penghargaan dari Pj Gubernur Jabar
Setidaknya Komunitas Hong telah menjaga permainan tradisional di Kota Bandung, Jawa Barat. dan tercatat setidaknya ada 240 jenis permainan tradisional telah dikumpulkan dari seluruh wilayah di Jawa Barat.
M Zaini Alif mengungkapkan, melalui mainan dan permainan tradisional pihaknya berupaya untuk membuat media pencegahan kekerasan pada anak dan kekerasan seksual.
"Kami merancang program bernama "HEUP" pengembangan dari permainan dam-daman dengan permainan ini anak-anak di ajarkan bagaimana menghindari, menjaga dan mencegah kekerasan," ungkapnya melalui unggahan di media sosial @zaini Alif.
Baca Juga: Hewan Kurban yang Disembelih di Kota Bandung Capai 13.701 Ekor
Baca Juga: Canggih! Tilang Elektronik ETLE Berbasis Pengenalan Wajah, Resmi Diluncurkan
Beberapa permainan tradisional tersebut antara lain perepet engkol. Egrang, congklak, kelereng, boy-boyan dan lainnya.
Permainan tradisional di komunitas hong ini rupanya tak hanya berasal dari wilayah Jawa Barat saja, tetapi juga dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang jumlahnya sekitar 213 jenis permainan serta dari Lampung yang jumlahnya 50 permainan, jika dikalkulasikan ada sekitar 2.500 jenis permainan dari seluruh Indonesia.
Komunitas Hong didirikan pada tahun 2003 dan melakukan penelitian mainan sejak tahun 1996. Komunitas mainan rakyat ini bertekad melestarikan mainan dan permainan rakyat.
Komunitas ini terdiri dari 150 anggota yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun sampai usia 90 tahun.
Kelompok anak adalah pelaku dalam permainan. Sedangkan untuk anggota dewasa adalah sebagai narasumber dan pembuat mainan. Komunitas Hong berusaha menggali dan merekonstruksi mainan rakyat, baik itu dari tradisi lisan atau tulisan.
Komunitas mainan rakyat ini juga berusaha memperkenalkan mainan rakyat dengan tujuan menanamkan pola pendidikan agar seorang anak mengenal dirinya, lingkungannya, dan Tuhannya.
Komunitas ini memiliki tempat di Jalan Bukit Pakar Utara No.26, Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Disana komunitas memiliki pakarangan ulin (pekarangan bermain) yang bisa digunakan pengunjung untuk bermain sambal belajar.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
(RV)
-Resmi! Mulai 1 Juli Bikin SIM Wajib Punya BPJS Kesehatan
-Wahyudin KIM Jatihandap, Terpilih sebagai Ketua FK KIM Kota Bandung 2024-2027
-Inilah Rangkaian Acara Hari Jadi ke-214 Kota Bandung hingga Bulan Oktober 2024