MERIAH! Dibanjiri 200 Ribu Lebih Pengujung, Pasar Seni ITB 2025 Jadi Kebanggaan Indonesia

Lebih dari 200.000 pengunjung memadati Pasar Seni ITB 2025, yang diresmikan pada Minggu (19/10/2025) di ITB Kampus Ganesha / dok. ITB


BERITAINSPIRATIF.COM - 200.000 lebih pengunjung memadati Pasar Seni ITB 2025, yang dibuka pada Minggu (19/10/2025) di ITB Kampus Ganesha.

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., memberikan apresiasi kepada seluruh panitia, kurator, seniman, mahasiswa, dan mitra, atas terselenggaranya Pasar Seni ITB 2025.

“Acara ini bukan hanya milik ITB, tetapi juga menjadi kebanggaan Kota Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia,” ujarnya dilansir laman resmi ITB.

Prof. Tata mengatakan bahwa Pasar Seni ITB merupakan ruang kolaborasi lintas disiplin yang menumbuhkan nilai keberlanjutan dan refleksi mendalam tentang masa depan seni serta masyarakat.

"Dengan mengusung tema Setakat Lekat, acara ini mengingatkan pentingnya keterhubungan manusia dengan kemanusiaan, kreativitas, dan kebersamaan di tengah dunia modern yang semakin dinamis," ujarnya.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memberikan respons positif terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Terima kasih untuk ITB, khususnya untuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), atas kesempatan kepada Kota Bandung menjadi tuan rumah the biggest homecoming of ITB alumni in Indonesia. Semoga homecoming dalam bentuk Pasar Seni ini akan selalu hadir setahun sekali,” katanya.

Baca Juga: SEMARAK! Ribuan Masyarakat Tumpah di Acara Asia Africa Festival 2025 Kota Bandung 

Sementara itu, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, menilai Pasar Seni ITB sebagai salah satu ruang ekspresi seni yang ikonik dan berkelanjutan.

“Acara ini menjadi ruang yang menghadirkan ekspresi dan kolaborasi lintas generasi. Pasar Seni ITB merupakan salah satu festival seni rupa dan desain paling ikonik di Indonesia yang terselenggara sejak tahun 1972,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ibunda dari Menteri Pariwisata juga mendonasikan sebuah lukisan berjudul Sukulen, yang terinspirasi dari tanaman sukulen yang tumbuh di batang pohon tua yang kering, yang merupakan sebuah simbol keteguhan hidup di tengah waktu yang terus berjalan.

Pasar Seni ITB diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung dan telah menjadi ikon budaya yang melekat kuat sejak pertama kali diadakan pada tahun 1972. Sebagai ruang ekspresi dan kolaborasi, ajang ini mempertemukan seniman, desainer, akademisi, pelajar, komunitas, serta masyarakat luas dalam satu perayaan besar seni dan kreativitas. Kehadirannya pada tahun 2025 menjadi momentum penting yang menandai kebangkitan kembali tradisi seni ITB setelah vakum lebih dari sepuluh tahun.

Dalam penyelenggaraan kali ini, ITB berupaya mendorong transformasi Pasar Seni dari kegiatan internal kampus menjadi festival seni berskala nasional yang inklusif dan partisipatif. Acara berlangsung selama dua hari dengan rangkaian kegiatan yang melibatkan ratusan ribu pengunjung.

Pada hari pertama, kegiatan terpusat di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, yang menampilkan perlombaan kereta peti sabun, pameran karya, hingga talkshow. Pada hari kedua, area acara diperluas hingga mencakup kawasan ITB Kampus Ganesha dan sepanjang Jalan Ganesha. Pengunjung dapat menikmati berbagai wahana interaktif, pameran seni, pertunjukan musik, hingga lokakarya kreatif yang terbuka untuk publik.

Baca Juga: Daftar Lengkap Polda, Polres dan Polsek Peraih Kompolnas Award 2025

Rangkaian kegiatan Pasar Seni ITB 2025 tidak hanya hadir dalam bentuk pameran dan pertunjukan. Sejumlah kegiatan praacara telah diselenggarakan untuk membangun suasana dan memperkenalkan kembali semangat Pasar Seni kepada masyarakat, di antaranya pameran “Kilas Balik: Lima Dekade Pasar Seni ITB (1972–2014)” yang digelar di Galeri Soemardja pada 25–31 Mei 2025. Pameran ini menghadirkan dokumentasi dan arsip sejarah perjalanan panjang Pasar Seni ITB dari masa ke masa.

Selain itu, program “Beranda Bersama” pada 13–15 Juni 2025 menjadi bentuk pendekatan seni yang unik, menghadirkan pertunjukan pop-up di ruang publik seperti Cihampelas Walk, 23 Paskal, dan Lapangan Gasibu. Melalui kegiatan tersebut, seni dihadirkan secara langsung di tengah masyarakat tanpa batas ruang dan formalitas.

Pelaksanaan kegiatan puncak yang digelar dua hari ini juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi karena pengunjung turut menjelajahi lebih dari 200 stan seni dan desain yang diisi mahasiswa, dosen, komunitas, serta pelaku industri kreatif.

Berbagai produk kerajinan, aksesori, karya desain, dan benda-benda artistik ditawarkan dalam suasana yang hangat dan penuh interaksi. Selain itu, pengunjung menikmati pertunjukan musik dari berbagai musisi dan kelompok seni, seperti Project Pop, The Panas Dalam, Nona Ria, Seurieus, Dongker, dan White Chorus.

Selain hiburan, Pasar Seni menghadirkan pameran kurasi khusus bertajuk “Adicitra Ganesha” yang menampilkan dan melelang karya seni eksklusif pada 18–21 Oktober 2025.

Baca Juga: 'Riverside Forest FC' Juara Liga 4 Piala Bandung Utama: Sepak Bola Tingkat Akar Rumput Kembali Hidup

Mengusung konsep seni yang interaktif dan eksploratif, Pasar Seni ITB 2025 menghadirkan pengalaman unik melalui 10 wahana tematik dan 11 instalasi seni yang memadukan elemen tradisional dengan sentuhan teknologi modern. Setiap wahana dirancang untuk memanjakan mata, juga mengajak pengunjung berpetualang, bereksperimen, dan berimajinasi.

Beberapa wahana yang menjadi favorit di antaranya Uulinan, Sikidilik, Laju Lorong, Tendang ke Kandang, Lorong Gorong, Dinokart, hingga Fossil Hunter. Masing-masing menawarkan sensasi berbeda, mulai dari permainan yang menggugah nostalgia, lorong-lorong penuh kejutan visual, hingga area eksplorasi yang menantang daya pikir dan rasa ingin tahu. Melalui pengalaman tersebut, pengunjung diajak untuk merenung, berinteraksi, dan memahami seni dari perspektif yang lebih dekat dan personal.

Menjunjung tinggi nilai inklusivitas, seluruh rangkaian acara terbuka gratis untuk umum, sehingga siapa pun dapat menikmati kekayaan ide dan kreativitas yang dihadirkan. Salah satu kegiatan yang paling banyak menyita perhatian adalah Lomba Mural. Peserta dari berbagai usia mengekspresikan diri dan menampilkan karyanya langsung di area acara.

Bagi pengunjung yang datang bersama keluarga, tersedia pula Kids Corner, ruang ramah anak yang menawarkan berbagai aktivitas edukatif dan interaktif. Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah komunitas kreatif, seperti Pustakalana Children’s Library, Lihai Islamic Preschool, Tebirium, Sabunesia, dan Aniwayang Desa Timun. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak mengenal seni sejak dini dengan cara yang menyenangkan dan inspiratif.

Untuk memperkuat aspek edukatif, sejumlah lokakarya turut disediakan bagi pengunjung dari berbagai usia. Melalui kegiatan seperti origami, macramé, pembuatan topeng kardus, hingga fotografi, peserta diajak untuk merasakan proses kreatif secara langsung.

Seluruh kegiatan ini diharapkan menjadi ruang pembelajaran yang menyenangkan sekaligus memperluas pemahaman publik terhadap dunia seni dan desain.

Berita Terkait