- Pemerintahan
- 11 Dec 2025
Wali Kota Bandung M. Farhan saat menyerahkan insentif kepada guru agama berlangsung di Masjid Al-Ukhuwah, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu, 10 Desember 2025 / Diskominfo
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menunjukkan keberpihakannya terhadap pendidikan keagamaan dengan menyerahkan insentif bagi 9.232 guru agama, guru madrasah, guru mengaji, hingga ustaz–ustazah dari seluruh penjuru Kota Bandung.
Penyerahan secara simbolis dipimpin langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di hadapan para ulama, kiai, pengurus ormas, tokoh masyarakat, serta ribuan guru keagamaan yang hadir dalam suasana penuh kekhidmatan.
Acara dimulai dengan lantunan doa dan salam penghormatan, yang menurut Farhan merupakan ekspresi rasa syukur atas kesehatan dan kesempatan berkumpul dalam rangka pembangunan spiritual Kota Bandung.
Baca Juga: Pemkot Bandung Bulan Ini Akan Berikan Insentif Kepada 9.176 Guru Keagamaan
“Semua ini kita lakukan demi iman kita kepada Allah SWT. Kita bersyukur karena hidup di kota yang penuh rahmat, tempat para ulama dan guru agama membimbing masyarakat,” ujar Farhan di Masjid Al-Ukhuwah, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu, 10 Desember 2025.
Farhan mengungkapkan, ketika Bandung memasuki usia ke-215 tahun pada 2025, kota ini semakin mengokohkan jati dirinya sebagai kota kebhinekaan.
“Bandung adalah kota yang inklusif. Di dalamnya hidup keberagaman suku, agama, dan kondisi sosial. Kesetaraan dan keadilan adalah nilai penting yang menjadikan kita kuat,” katanya.
Baca Juga: Jejak Sejarah MAKAM KI MARHAEN di Bandung, Inspirasi Bung Karno Rumuskan 'Marhaenisme'
Ia menilai bahwa di tengah keberagaman, ulama dan guru agama memainkan peran sangat penting sebagai penjaga nilai moral dan spiritualitas masyarakat.
Para guru agama sering kali hadir dengan kesederhanaan, tetapi dampak yang mereka hasilkan adalah luar biasa, melahirkan generasi bangsa.
Karena itulah, Pemkot Bandung mengalokasikan Rp39 miliar tahun ini untuk insentif guru keagamaan, sebuah bentuk penghargaan nyata terhadap jasa mereka.
“Dengan kerendahan hati, kami mohon para guru menerima insentif ini. Tanpa guru agama, tidak ada generasi yang beradab,” ucap Farhan.
Di tengah dinamika kota, Farhan mengaku sering menerima kritik. Baginya, kritik, justru memperkuat pemerintah untuk tetap rendah hati dan berpihak kepada rakyat.
Sambutan ditutup dengan selawat dan doa bersama, meneguhkan hubungan harmonis antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.
Dengan pengalokasian anggaran yang besar bagi guru keagamaan, Pemkot Bandung menegaskan komitmennya menjaga Bandung sebagai kota religius dan berkeadaban.