Cabai Ungu Hantarkan Shafiq Nayottama Jadi Lulusan Terbaik IPB University

Shafiq Nayottama Ramadhan / dok. IPB University


BERITAINSPIRATIF.COM - Cabai hias berwarna ungu milik inovator IPB University menjadi jalan pembuka perjalanan akademik Shafiq Nayottama Ramadhan hingga meraih predikat salah satu Lulusan Terbaik dengan torehan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,90.

Shafiq merupakan alumnus Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB University. Ia diwisuda pada 10 Desember 2025 lalu di Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

“Tak disangka, warna ungu kecil di layar presentasi saat kegiatan IPB Goes to School kala itu kelak menentukan arah hidup saya, mendorong saya untuk mencari tahu dan membuat keputusan besar dengan memilih Program Studi Agronomi dan Hortikultura IPB University sebagai rumah belajar saya,” ungkap Shafiq dilaman resmi IPB University.

Baca Juga: Dosen IPB Ciptakan Mie dari Singkong 100 Persen, Cocok Bagi Penderita Diabetes

Cabai kecil berwarna ungu karya peneliti IPB University Prof Syukur itu memantik rasa ingin tahunya tentang pemuliaan tanaman dan cerita di balik lahirnya varietas-varietas baru. Saat itu, ia masih duduk di kelas 12 SMA Negeri 2 Semarang.

“Bersyukur saya diterima melalui jalur SNMPTN (saat ini Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi/SNBP). Rasa syukur itu semakin berlipat ketika saya benar-benar menjadi mahasiswa bimbingan Prof Syukur, sosok yang karyanya dulu mencuri perhatian saya saat SMA,” ujarnya.

Selama kuliah, Shafiq menekuni penelitian tentang evaluasi keragaan dan daya hasil cabai keriting hibrida dan nonhibrida. Proses riset yang dijalaninya selama hampir satu tahun menjadi pengalaman yang paling berkesan.

“Saya sangat menikmati seluruh prosesnya, mulai dari penyilangan tetua, penyortiran benih, penyemaian, pindah tanam, pemeliharaan, hingga pemanenan berulang kali,” tuturnya.

Baca Juga: Mulai 2026, Bank Indonesia Resmi Hentikan JIBOR Diganti INDONIA

Meski padat dan melelahkan, aktivitas tersebut justru memberinya kebahagiaan tersendiri. “Melihat tanaman tumbuh dari hasil tangan sendiri adalah sesuatu yang tidak tergantikan,” tambahnya.

Selain akademik, Shafiq juga memperkaya pengalaman melalui pertukaran pelajar di Bengkulu serta program Magang Merdeka di Edufarmers International. Dari magang tersebut, ia terjun langsung mendampingi petani dan melihat tantangan budi daya dari perspektif lapangan.

“Bertemu petani, berdiskusi, dan melihat perubahan nyata dari hasil pendampingan membuat saya semakin yakin dengan pilihan bidang yang saya tekuni,” kenangnya.

Beragam pengalaman selama menempuh studi membentuk cara pandang Shafiq terhadap pertanian. Baginya, pertanian bukan sekadar soal produksi, melainkan juga tentang kualitas manusia, keberlanjutan ekosistem, dan perubahan bermakna yang tumbuh secara bertahap.

Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News 

Berita Terkait