- Ragam
- 24 Nov 2024
Malang, Beritainspiratif.com - Bakteri bioluminesensi berpotensi menjadi alternatif bahan tinta dengan kualitas baik sekaligus mampu terbaca di tempat gelap, dengan mengkondisikannya seperti cairan yang berwarna yang nantinya dapat digunakan sebagai tinta bercahaya pada ballpoin.
Bakteri bioluminesensi tersebut mampu berpendar dan dapat ditemukan pada beberapa spesies laut. antara lain cumi-cumi, lumpur laut dan air laut. Sampel didapatkan dari dua tempat yang berbeda yaitu pantai utara (Lamongan) dan pantai selatan (pesisir pulau Sempu, Kabupaten Malang), dan untuk mendapatkan bakteri bioluminesensi dilakukan isolasi, pemurnian, serta dikulturkan terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan bakteri yang diinginkan tersebut, Novia bersama kedua rekannya, Renaldy Fredyan dan Mey Yuliana mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang, menemukan alternatif bahan baku tinta bolpoin dari alam. Yang dapat dimanfaatkan dari jenis bakteri yang dapat memancarkan cahaya (bakteri bioluminesensi), terang Novia Rosa Damayanti mewakili kelompoknya, Kamis (2/8/2018) yang dilansir detiknews.com.
Proses isolasi dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada tiap sampel dan tiap tempat. Pengujian awal menggunakan sinar Ultraviolet sebagai salah satu parameter perpendaran pada sampel. Hingga dilakukan pemurnian dan pengkulturan untuk menumbuhkan bakteri bioluminesensi," beber Novia.
Media yang digunakan adalah LA (Luminescent Agar) dan LB (Luminescent Broad). Bakteri pada media LA miring yang telah tumbuh kemudian diuji dengan menggunakan metode cat gram.
Cat gram yang digunakan adalah cat gram A, B, C, dan D. Hasil yang didapatkan yakni bentuk bakteri adalah bulat (Coccus), tidak berflagela, dan berwarna merah (gram negatif). Jenis bakteri untuk sementara dapat disimpulkan photobacterium phosporium," sambung Novia.
Dia berharap penemuan tinta tersebut dapat mengurangi penggunaan smartphone, karena tulisan yang dihasilkan di kertas atau buku masih dapat terbaca walaupun berada di ruangan, dengan pencahayaan minim pencahayaan dari perangkat masa kini bersifat radiatif dan dapat merusak mata dan membuat mata cepat lelah.
Bahkan The National Radiological Protection Board (NPRB) Inggris mengungkapkan, efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik dari telepon seluler dapat dibagi menjadi dua yaitu efek fisiologis dan efek psikologis.
Yanis