- Pemilu & Pilkada
- 22 Nov 2024
Cirebon, Beritainspiratif.com - Penjabat Wali Kota Cirebon, Dedi Taufik mengajak segenap masyarakat untuk kembali mengingat sejarah berdirinya Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam oleh para wali.
Hal itu diungkapkan Dedi saat memberikan sambutan kegiatan rutin pembacaan Babad Cirebon dalam rangka memperingati Hari Jadi Cirebon ke-649 di Witana Keraton Kanoman, Rabu malam (12/9).
“Pembacaan Babad Cirebon memberikan motivasi dan dorongan spiritual bagi masyarakat agar terus ingat pada latar belakang sejarah budayanya,” katanya.
Dedi mengungkapkan penetapan hari jadi Cirebon yang diperingati setiap tanggal 1 Muharram merupakan bentuk perwujudan konsistensi masyarakat Kota Cirebon pada nilai-nilai ajaran Islam yang diajarkan oleh Sunan Gunung Jati yang pesannya sangat familiar di masyarakat yaitu Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin (saya titip masjid/musholah dan fakir miskin).
“Babad Cirebon juga menggambarkan pola kehidupan masyarakat Cirebon selama berabad-abad, dan ini harus difahami masyarakat terutama generasi muda” ujarnya.
Dedi menuturkan peringatan Hari Jadi Cirebon ke-649 pada 1 Muharram diawali dengan sholat Ashar berjamaah, kemudian ziarah ke makan Sunan Gunung Jati dan upacara yang diisi dengan pemberian penghargaan kepada orang ataupun lembaga yang berprestasi dan mengharumkan nama Kota Cirebon.
“Peringatan Hari Jadi Cirebon ini memiliki nilai spirit juara dan itu sesuai dengan visi Jawa Barat, Jabar Juara Lahir dan Batin,” tuturnya.
Pada saat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyatakan Babad Cirebon merupakan salah satu sarana untuk mengenalkan budaya Cirebon dan sejarah terbentuknya Cirebon kepada masyarakat khususnya generasi muda, yang dalam prosesnya sejarah Cirebon berkaitan dengan sejarah Jawa Barat.
“Tahun depan bupati dan wali kota di Jabar akan diundang untuk mendengarkan Babad Cirebon karena ini berkaitan dengan sejarah Jabar,” katanya.
Uu menambahkan Babad Cirebon memiliki pesan moral kepada masyarakat agar turut menjaga aset budaya agar tidak terkikis dengan budaya luar dan diharapkan kebudayaan yang ada di Cirebon menjadi daya tarik wisata.
“Cirebon masuk ke dalam 50 daya tarik wisata unggulan di Jabar karena memiliki banyak peninggalan sejarah, dan budaya,” tambahnya.
Sementara itu, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran yang mewakili Sultan Kanoman, Raja Muhammad Emirudin mengungkapkan pembacaan Babad Cirebon saat ini dilakukan di Bangsal Witana yang tadinya biasa dilakukan di Bangsal Jinem Keraton Kanoman, karena dari arti bahasa Witana yaitu Awit Ana (pertamanya ada) atau diartikan asal adanya Cirebon.
“Konsep kegiatannya pun lesehan agar para pejabat yang hadir menyadari bahwa jabatan yang mereka emban berasal dari rakyat maka harus sejajar,” ungkapnya. (Yones)