- Pemilu & Pilkada
- 23 Nov 2024
Bandung, Beritainspiratif.com - Indonesia semakin memantapkan diri menjadi Center of Excellence (CoE), untuk bidang vaksin dan bioteknologi bagi negara - negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, pada Pertemuan Menteri Kesehatan yang tergabung dalam OKI atau The Islamic Conference Of Health Ministers (ICHM) ke 7 Di Abu Dhabi Uni Emirat Arab yang diselenggarakan pada 15 - 17 December 2019.
Keberadaan CoE ini, mendapatkan pujian dari Negara-negara anggota OKI dalam pengembangan Centre of Excellent (CoE) Vaksin dan Bioteknologi OKI Menkes Uni Emirat Arab dan Ketua Konferensi ICHM ke 7, Abdurrahman Muhammad al-'Uwais.
Baca Juga:Bio-farma-jajaki-produk-immunoterapi-untuk-kanker
Pengembangan lebih lanjut CoE, didukung oleh negara anggota OKI untuk mencapai kemandirian negara – negara OKI dalam memenuhi obat, vaksin dan teknologi kesehatan sesuai dengan Resolusi nomor 4/7-ICHM.
“Self-Reliance in Supply and Production of Medicines, Vaccines and Medical Technologies”.
Terawan menyampaikan bahwa visi dari pembentukan CoE adalah untuk mewujudkan kemandirian dalam pembuatan vaksin dan produk biologi lainnya diantara negara - negara peserta OKI.
“Selain visi untuk membentuk kemandirian, pembentukan CoE ini harus ditekankan pada pembangunan kapasitas dalam produksi vaksin dan produk bioteknologi lainnya, utamanya dalam hal manajemen, keahlian, produksi, penelitian dan pengembangan serta distribusi produk – produk Biologi”, ujar Terawan seperti dikutip dari rilis Bio Farma.
Terawan menambahkan CoE yang diresmikan pada tahun 2018 di Jakarta oleh mantan Menkes RI Nilla Moeloek, telah melahirkan sekretariat CoE yang terletak di Kemenkes RI. Dua fasilitas laboratorium yaitu di Bio Farma, yang akan menjadi tempat untuk melaksanakan workshop dan pelatihan untuk anggota OKI, dilengkapi dengan fasilitas untuk transfer teknologi, kolaborasi riset dan pengembagan, yang dilengkapi dengan fasilitas upstream dan downstream.
Laboratorium kedua ; terletak di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) yang terletak di lingkungan Kemenristek, Serpong, Kota Tangerang Selatan.
Lab ini didirikan untuk memperkuat penelitian dan inovasi berbasis teknologi, dan bertujuan untuk menjadi pusat kolaborasi antara penelitian dalam inovasi produk life science.
Pada kesempatan itu Terawan mengajak anggota OKI untuk mengunjungi laboratorim Center of Excellence di Bio Farma dan memanfaatkan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan anggota OKI.
Sementara itu Direktur Operasi Bio Farma, sekaligus anggota delegasi dalam acara ICHM ke 7 dari Indonesia, Rahman Roestan, mengatakan, Bio Farma sebagai BUMN farmasi telah menjalani peran globalnya, dengan menjadi motor untuk anggota OKI dalam melakukan riset bersama.
Tujuannya menciptakan kemandirian untuk negara – negara OKI, membuat vaksin yang sesuai dengan standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Dengan ditunjuknya Indonesia sebagai center of excellence untuk bioteknologi dan vaksin, peran Bio Farma akan memainkan peran globalnya, yang terbagi dalam tiga tahap.
Tahap pertama atau jangka pendek, melalui peningkatan pengetahuan dalam handling vaksin (distribusi), kedua dalam jangka menengah, membantu dukungan teknis dalam pembuatan vaksin, dan dalam jangka panjang akan dilaksanakan dalam bentuk kerjasama riset untuk menemukan vaksin terbaru guna memperkuat kesehatan global”, ujar Rahman.
Rahman Menambahkan, penunjukan Indonesia sebagai CoE ini, merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena diantara 57 negara anggota OIC, hanya ada tujuh negara yang memiliki produsen vaksin antara lain ; Indonesia, Iran, Turki, Mesir, Senegal, Saudi Aribia dan Tunisia. Namun dari ketujuh negara tersebut, yang produknya paling banyak dan sudah sesuai dengan standar WHO hanya dari Indonesia yaitu Bio Farma.
“Oleh karenanya, Bio Farma ditunjuk sebagai pusat untuk penelitian vaksin dan bioteknologi lainnya. Dan sampai dengan tahun 2019 yang lalu, setidaknya sudah ada 18 negara yang telah mengunjungi CoE di Bio Farma dalam program workshop on cold chain system yang diselanggarakan oleh Kementerian Kesehatan dalam jangka waktu 2018 – 2019, dan awal Desember kemarin, giliran Institut Pasteur de Dakar dari Senegal yang berkunjung ke CoE Bio Farma, dalam program Reverse Linkage (RL) yang diselenggarakan oleh Islamic Development Bank (IsDB), Bappenas, Kemenkes, BPOM dalam tema Development of A Reverse Linkage Project Between Senegal and Indonesia (Bio Farma) in Vaccine Production”, ujar Rahman.
(Ida)