- Pemerintahan
- 03 Oct 2024
Bandung, Beritainspiratif.com-Ketua Badan Pengurus Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat Dedi Kurniawan mempertanyakan hujan lumpur salah siapa?
Pertanyaan tersebut Dedi sampaikan, terkait dengan tersendatnya penanganan dampak banjir tersebut dan terkesan lamban.
Dari tulisan Dedi yang diterima redaksi menyebutkan warga Jatihandap dan Cicaheum kini menjadi korban.
Jika Hujan terjadi, menurut Dedi tentu akibat siklus menguapnya air laut ke langit dan menggumpal menjadi awan kemudian setelah banyak akan kembali lagi ke bumi menjadi hujan.
"Lalu apa yang terjadi dengan di Kota Bandung, sekitar dua Kecamatan, Kiaracondong dan Mandalajati tiba tiba dikagetkan dengan luapan lumpur yang disertai air pada saat kondisi di dua Kecamatan tersebut terjadi hujan yang tak begitu deras. Jebol tanggul ?, hutan gundul ?, alih fungsi Lahan ?," tanya Dedi.
Menurut Dedi semua mungkin terjadi dan semua dapat berkelit, karena dampak yang terjadi bukan karena pekerjaan yang kemarin dilakukan.
Mungkin beberapa tahun ke belakang terjadi penurunan tegakan pohon atau alih fungsi lahan menjadi pemukiman, alih fungsi kawasan resapan air menjadi perkebunan dan Lainnya.
"Jadi wajar jika sejumlah pihak berkelit, karena dampak lingkungan tidak seperti makan cabai yang langsung seketika itu terasa pedasnya," tegas Dedi.
"Pantauan Kami FK3I Jawa Barat saat di lapangan melihat penanganan korban terkena dampak juga sangat lambat, " ucap Dedi.
Terlebih koordinasi antar Organisasi Pemerintah Daerah dan Muspika yang tidak termobilisasi dengan baik, mungkin karena Kota Bandung belum memiliki Badan Khusus Penanggulangan Bencana ( BPBD ).
Hingga Seminggu berlalu, beberapa daerah di wilayah RW 16 dan sekitarnya, RW 3 & 4 dan sekitarnya, yakni wilayah Kelurahan Jatihandap Kecamatan Mandalajati masih belum mendapatkan air bersih, sehingga mengandalkan Kiriman Mobil Tanki dari PDAM.
Selokan-Selokan di gang-gang kecil masih tersumbat oleh material sisa banjir bandang serta lumpur di permukaan jalan belum sepenuhnya dibersihkan dan ditangani dengan baik.
Selain itu rumah rusak baik berat maupun ringan masih belum dapat sentuhan dari pihak pemerintah.
"Lalu sampai kapan ini terjadi, " tandas Dedi, "Siapa yang bertanggung jawab secara jelas, dan siapa yang segera memulihkan kehidupan warga terkena dampak," tandas Dedi.
Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia FK3I Jawa Barat dengan Tegas Menyerukan Kepada :
-Pemerintah Kota Bandung segera menyelesaikan dampak banjir pasca bencana yang terjadi.
-Pemerintah Kota Bandung segera memperbaiki fasilitas umum artesis Kelurahan Jatihandap yang rusak, serta pipa-pipa saluran ke pemukiman, segera dilakukan penanganan, penyumbatan selokan-selokan kecil di gang-gang kecil yang masih tersumbat.
- Pemerintah segera memenuhi kebutuhan air bersih dan pelayanan pengangkutan sampah dan material lumpur serta pemulihan kebersihan kawasan lingkungan dari lumpur yang masih tersisa.
-Pemerintah menurunkan Para OPD & MUSPIKA secepat dan sekuat tenaga. Jangan mengandalkan jam Kerja, misal operator alat berat hanya beroperasi Jam 10.00-16.00.
Ini darurat, kata Dedi. Tak mengenal jam kerja, petugas mengeluh kelelahan karena lembur dan belum tidur.
Sebelumnya FK3I mendesak pemerintah Kota Bandung segera membentuk BPBD Kota Bandung.
Pemerintah segera menentukan target tanggap darurat dan pemulihan dengan jangka waktu yang jelas, begitupun dengan pihak-pihak terkait, seperti Perhutani KPH Kota Bandung utara, Pemodal properti, Pemkot Bandung, Pemkab Bandung dan pemprov Jabar segera turun ke masyarakat dan jangan saling tuding. (Dudy)