- Pemerintahan
- 30 Dec 2024
BERITAINSPIRATIF.COM - Alumnus Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Wahyu Cahyono Putro berhasil lulus tanpa skripsi. Keberhasilan pria asal Probolinggo itu merupakan buah dari keikutsertaan dan keberhasilannya meraih pendanaan di Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) besutan Kemenristekdikti.
Awalnya, Wahyu bercerita bahwa keantusiasannya dalam PKM karena saat itu pembukaannya sedang gencar-gencarnya tahun 2021. Ia juga mengaku jika sejumlah seniornya yang juga berhasil lulus kuliah tanpa skripsi membuatnya berkeinginan untuk mengikuti jejak mereka.
“Di PKM waktu itu lagi gencar-gencarnya pembukaan, jadi aku semangat aja buat join terus ikut kegiatannya,” ungkap Wahyu dikutip dilaman resmi Unair Sabtu (9/9/2023).
Baca Juga: BANK INDONESIA Buka Rekrutmen Pegawai Jalur PCPM 38, Ini Link nya!
Ia tidak menyangka bahwa keputusan itu akan banyak merubah jalannya di perguruan tinggi. Ia berhasil lolos pendanaan PKM dan seketika juga keinginannya mendapatkan ‘tiket emas’ untuk lulus tanpa skripsi bisa terkabulkan. Dengan itu, ia berhasil lulus dan menjadi wisudawan tepat pada tahun 2023.
Tulis Artikel Pengganti Skripsi
Perbandingan Skripsi dengan Penggantinya
Meskipun ia berhasil lulus tanpa skripsi, bukan berarti ia bisa menjadi alumnus tanpa menghasilkan satu karya apa pun. Sebagai ganti skripsi itu, ia menyusun satu artikel ilmiah yang jadi syarat pengganti skripsi itu.
“Lebih tepatnya, skripsiku itu berdasarkan hasil penelitian dan karya ilmiah berbasis kompetisi PKM-KC (Karsa Cipta, Red) tahun 2021 yang pernah aku ikutin bareng timku. Jadi dengan karya ilmiah dengan tema yang aku usung di PKM aku jadiin skripsi,” jelasnya.
Artikel ilmiah tersebut ia susun dengan judul EMOSIA: Media Edukasi Emosi untuk Anak dengan ASD (Autism Spectrum Disorder). Ia, tim serta kerja sama dengan salah satu vendor menghasilkan satu aplikasi yang ia jadikan payung agar bisa menyusun artikel ilmiahnya dari karya itu.
Baca Juga: Lolos Uji Emisi: INCINERATOR JOZEF Bisa Olah Sampah 3 Ton Per Hari, Banjir Pesanan!
Sebagai informasi tambahan, EMOSIA merupakan satu aplikasi yang mereka ciptakan untuk anak dengan ASD. Mereka dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk mengenali dan mengembangkan emosi yang ada pada dirinya.
Bagi Wahyu, antara lulus dengan skripsi atau tugas pengganti berupa artikel keduanya sama-sama tidak mudah. Ketika memutuskan untuk berpartisipasi dalam ajang PKM, perlu waktu yang panjang dan proses yang tidak mudah untuk melaluinya.
“Kalau gak salah itu (perjalanan PKM, Red) berlangsung selama kurang lebih sebelas bulan dari awal banget sampai hari H penentuan kelulusan PIMNAS-nya. Kita harus pinter manajemen waktu karena tentunya kita masih mengikuti kuliah dengan bobot dan kesibukannya masing-masing,” ujarnya.
Wahyu sebagai ketua tim waktu itu harus banyak mengatur selama prosesi berlangsungnya kompetisi. Menurutnya, proses itu bertambah sulit karena pada masa itu tengah mewabahnya COVID-19 dan setiap pekerjaan harus berbasis di rumah masing-masing.
Atas keberhasilannya, ia mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang berjasa di dalamnya. Ia juga secara khusus menyebut dosen pembimbing dan rekan setimnya Arya, Yoga, Nidya, dan Ice yang sudah menemaninya sebagai sejawat pejuang PKM. (*)
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
(YI)
Baca Juga:
-Berita Liputan Lainnya di Video Youtube Bicom
-SUKAMISKIN Juara 2 Lomba Kelurahan Tingkat NASIONAL Tahun 2023
-Pemerintah Resmi Buka Pendaftaran Seleksi CALON ASN Mulai 17 September 2023
-Profil Pj. Gubernur Jabar Bey Machmudin, Lahir di Cirebon Besar di Bandung
-Patroli Gabungan Bakal Pantau Warga Kota Bandung yang Bakar Sampah dan Buang ke Sungai
-BANK INDONESIA Buka Rekrutmen Pegawai Jalur PCPM 38, Ini Link nya!