- Pemerintahan
- 20 Feb 2025
Kota Bandung, Beritainspiratif.com - Wali Kota Bandung Terpilih berkunjung ke Universitas Padjadjaran untuk membahas strategi pengelolaan dan reduksi sampah di Kota Bandung, berlangsung pada Rabu, 12 Februari 2025 di Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad, Jl. Dipati Ukur No. 35, Bandung.
Dalam pertemuan tersebut Wali Kota Bandung Terpilih dan Unpad sepakat untuk menggabungkan pendekatan teknologi dan rekayasa sosial guna mengatasi masalah sampah.
“Kita harus mempertimbangkan aspek sosiologis, hukum, psikologis, dan terakhir adalah pemanfaatan ekonomi dari sampah itu sendiri,” ujar Muhammad Farhan, Wali Kota Bandung Terpilih yang juga alumni Unpad.
Program Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang telah diterapkan di beberapa RW pun menjadi bagian dari upaya untuk mencapai pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Saat ini sudah terdapat 413 KBS yang tersebar di Kota Bandung.
Jika program ini berhasil, pengurangan sampah di hulu dapat mempermudah pengelolaan dan pemanfaatan sampah di hilir, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Baca Juga: Resmi Beroperasi, TPST MOTAH Bakul Agamis Bandung Kulon Kirim Perdana RDF Ke PT. Indocement
Unpad telah memperkenalkan konsep baru dalam pengelolaan sampah yang sudah dikembangkan dengan membagi sampah menjadi tiga kategori, yaitu sampah pangan, sampah yang bisa didaur ulang, dan sampah residu.
Unpad juga melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui edukasi, pelatihan, dan teknologi internet of thing (IoT) yang digunakan untuk memantau dan mengevaluasi pengelolaan sampah di setiap kawasan.
“Di Unpad, sudah ada berbagai inisiatif riset yang terkait dengan pengelolaan sampah, dengan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah riset pengembangan model yang diterapkan menggunakan pendekatan sistem dinamis.” ujar Prof. Dr. Tomy Perdana, S.P., M.M., Direktur Direktur Kerja Sama dan Kemitraan Alumni Unpad.
Baca Juga: Bintara Polri Polrestabes Bandung Medika Andesba Raih Gelar DOKTOR Bidang Hukum Unpas
Selain itu dari sisi komunikasi lingkungan, Dr. Herlina Agustin, S.Sos., M.T., peneliti Komunikasi Lingkungan serta dosen prodi Jurnalistik Unpad, telah memetakan persoalan utama dalam pengelolaan sampah, yaitu perubahan perilaku masyarakat.
Herlina menggagas berbagai inisiatif, termasuk pendampingan dan pembuatan maskot perempuan sebagai simbol dalam upaya reduksi sampah yang menggambarkan peran penting ibu rumah tangga sebagai pemeran utama dalam pengelolaan sampah.
“Peran aktif pemerintah dan partisipasi masyarakat berperan penting dalam pengelolaan sampah, yang mana hal ini telah diatur dalam undang-undang. Undang-undang dengan jelas menyatakan bahwa pengelolaan sampah harus melibatkan partisipasi masyarakat untuk mencapai hasil yang maksimal,” imbuh Dr. Dra. Bintarsih Sekarningrum, M.Si., Kepala Program Studi Magister Sosiologi FISIP Unpad.
Baca Juga: Pemkot Bandung Gelar Bazar Murah di 30 Kecamatan, Simak Jadwalnya!
Baca Juga: 30 Camat di Kota Bandung Teken Kesepakatan Penanganan Sampah, Ini Pointnya!
Dikutip laman resmi Unpad, lebih lanjut, Rektor Unpad mengatakan bahwa Unpad dalam upaya pengelolaan sampah di Kota Bandung, Unpad berkomitmen untuk memberikan kepada masyarakat terkait perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah. Melalui proses ini, Pemkot Bandung dapat menyusun roadmap yang terperinci, sebagai pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah yang lebih efisien dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah di masa depan.
“Kami akan melakukan pendampingan dan perubahan perilaku ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Perubahan perilaku memang tidak bisa terjadi secara cepat dan memerlukan waktu. Namun dari situ, Pemkot Bandung dapat memiliki roadmap yang jelas untuk menerapkan langkah-langkah yang efektif,” ujar Rektor Unpad, Prof. Arief S. Kartasasmita.
Dalam pertemuan ini turut hadir pula Dosen FEB Unpad Rizky Ramadhan, S.E., M.I.L., Ph.D., serta tim dari Pemkot Bandung.
Kolaborasi antara Unpad dan Pemkot Bandung menunjukkan komitmen kuat untuk menghadirkan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah.
Dengan menggabungkan teknologi, rekayasa sosial, serta melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan program pengelolaan sampah ini dapat berjalan dengan lebih efektif dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat Kota Bandung.*