- Pemerintahan
- 12 Jun 2025
BERITAINSPIRATIF.COM - Program Magister Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menggelar talkshow bertema “Eksistensi Kepemimpinan Perempuan bagi Ekonomi Berkelanjutan Indonesia.” Acara ini menghadirkan Vina Cristyn Ferani, Ketua DPRD Kabupaten Belitung sekaligus Direktur NN Group, serta sejumlah akademisi seperti Dr. Hary Febriansyah, Acuviarta, M.E., dan Dr. M. Ade Sulchi.
Acara ini diselenggarakan di Amphitheater 2, MBA SBM ITB Bandung, dengan SBM ITB sebagai tuan rumah. “ Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan dosen UNPAS, yang bertujuan membangun sinergi antara universitas-universitas di Bandung dengan para praktisi dan pihak legislatif,” ujar Dr. Hary Febriansyah
Acuviarta membuka diskusi dengan menekankan pentingnya forum ini bagi generasi muda. “Acara ini sangat cocok kepada anak muda, yang tidak hanya peduli mengenai bisnis dan profitabilitas, tetapi juga belajar mengenai keberlanjutan,” ujarnya.
Vina memulai sesi dengan membagikan kisah karirnya setelah lulus dari S1 Akuntansi pada tahun 2000. Vina kembali ke Belitung untuk membantu usaha orang tuanya di pasar.
“Di sinilah saya banyak belajar mengenai apa kebutuhan masyarakat secara riil, mengetahui apa produk yang selalu menjadi minat masyarakat, yaitu snack kemasan,” ujar Vina.
Dengan modal awal Rp100 juta, Vina membangun bisnis retail dan menjalankan penjualan secara mandiri. Seiring waktu, usahanya berkembang ke kategori kebutuhan harian. Pada 2011, Vina mendirikan toko ritel sendiri bernama Babelmart, yang kini memiliki delapan cabang. Vina juga merambah sektor FMCG dan otomotif, dan pada 2020 dinobatkan sebagai Pengusaha Cukai Terbaik.
“Pelaku usaha lokal membangkitkan ekonomi negara, dan ketika ekonomi bangkit maka masyarakat akan sejahtera,” tegas Vina.
Dorongan untuk berkontribusi lebih besar membuat Vina terjun ke dunia politik, dengan visi menjadikan Belitung sebagai daerah berdaya saing melalui sinergi antara dunia usaha dan kebijakan publik. Vina pun terpilih sebagai Ketua DPRD untuk periode 2024–2029.
Dalam perannya sebagai legislator, Vina turut menyoroti tantangan perempuan dalam dunia politik. “Banyak dari masyarakat yang merasa perempuan kurang compatible untuk dunia politik yang keras,” katanya.
Baca Juga: Lurah dan Camat Kota Bandung Wajib Pantau Wilayahnya, Guna Antisipasi Tumpukan Sampah Liar
Ia menilai bahwa regulasi seperti UU No. 17 Tahun 2017 yang mewajibkan minimal 30% keterwakilan perempuan sangat penting untuk mendorong partisipasi.
Dr. M. Ade melanjutkan sesi dengan membahas peran womenpreneurs di masa kini dan masa depan.
Menunjukkan situasi terkini melalui data, Dr. Ade memaparkan, “Berdasarkan BPS 2023, 64% pelaku usaha di Indonesia adalah perempuan, namun sebagian besar masih berada di sektor mikro dan informal. Di sisi lain, 55,3% inovasi kewirausahaan berasal dari perempuan.”
Ia menyoroti sejumlah tantangan utama yang dihadapi perempuan dalam berwirausaha, mulai dari keterbatasan akses pembiayaan dan pelatihan, beban tanggung jawab ganda, hingga kendala sosial dan budaya yang membatasi ruang gerak perempuan untuk berkembang.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah menghadirkan berbagai program dukungan mulai dari pembiayaan seperti KUR dan UMi, hingga pelatihan kewirausahaan serta peningkatan keterampilan digital yang ditujukan khusus bagi perempuan pelaku usaha.
Acara ini menegaskan bahwa perempuan memiliki peran vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Lihat Berita dan Artikel lainnya di: Google News
-Daftar 10 Pemain Bintang yang Dilepas Persib Bandung, Terakhir Edo dan Striker Kastaneer